
Biang Kerok Merebaknya Kasus Rasisme Anti-Asia di AS

Kasus rasisme terhadap orang Asia di Amerika tidak muncul baru-baru ini. Dilansir dari The Washington Post, kasus rasis terhadap Asia di Amerika sudah berlangsung sejak beberapa abad lalu.
Kiasan itu berasal dari tahun 1700-an, ketika para dokter Tiongkok membuat gambar epidemiologis terperinci dari korban cacar. Namun beberapa tahun kemudian, hal ini secara tidak masuk akal, malah diklaim oleh Prancis.
Ini diklaim sebagai bukti keunggulan pengobatan Eropa. Muncul gagasan rasis bahwa orang China adalah ras kotor dan pembawa penyakit mematikan.
Hal ini sangat miris. Karena pada saat yang sama, orang Eropa merupakan penderita cacar dan campak yang menyebabkan musnahnya populasi penduduk asli di seluruh Amerika dan Pasifik.
Pada abad ke-19, negara-negara Eropa, yang putus asa untuk mengeksploitasi kekayaan Asia, memaksa Jepang dan China dibuka. Mereka memulai perdagangan opium untuk sutra, teh, dan perak, dan ketika China berusaha mengakhirinya dengan membuat narkotika ilegal, kekuatan asing memulai dua Perang Candu berturut-turut.
Hilangnya China dari kedua perang tersebut membuka lebih jauh bagi kepentingan bisnis Eropa dan Amerika, yang menghidupkan kembali gagasan bahwa orang China lemah dan menderita. Perang menggerakkan migrasi, dan stereotip ketidakmurnian dan kontaminasi mengikuti para migran ke Amerika, di mana mereka dipaksa ke permukiman terpisah secara rasial yang terkadang tumbuh menjadi Chinatown, Japantowns dan Filipino Towns.
Bertahun-tahun kebrutalan pun terjadi kepada warga Asia di sana. Pada tahun 1886 saja, massa membakar setidaknya selusin Chinatown di California hingga rata dengan tanah.
Serangkaian undang-undang yang disahkan juga dibuat untuk membatasi hak-hak sipil orang Asia-Amerika. Termasuk akses ke pendidikan, praktik budaya, dan aktivitas bisnis.
Terdapat pula undang-undang yang dimaksudkan untuk menegakkan kemurnian pria kulit putih atau white supremacist propaganda. California mengesahkan undang-undang anti-miscegenation yang melarang pernikahan antara orang kulit putih dan "negro, mulatto, atau Mongolia".
Undang-undang semacam itu mencapai puncaknya pada Undang-Undang Pengecualian China tahun 1882. Itu untuk pertama kalinya undang-undang federal AS berupaya mengecualikan suatu kelompok etnis.
(roy/roy)[Gambas:Video CNBC]