
Anti-Asia Marak di Amerika, Kecemburuan Ekonomi Penyebabnya?

Nestapa ini membuat sebagian warga AS melampiaskan kemarahan kepada etnis Asia-Amerika. Etnis ini dianggap sebagai penyebab pandemi, pembawa virus, yang memporak-porandakan seluruh sendi kehidupan.
Berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan USA Today dan Ipsos terhadap 1.195 responden dewasa selama 18-19 Maret 2021, sebanyak 25% responden mengaku melihat seseorang menyalahkan orang Asia sebagai penyebab pandemi. Satu dari lima orang responden menyatakan merasa khawatir jika berada di dekat seseorang beretnis Asia.
Sebanyak 57% responden menyataka bahwa pandemi virus corona adalah bencana yang bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Namun yang mengkhawatirkan, 43% responden meyakini bahwa orang atau institusi tertentu harus bertanggung jawab. Dari 43% itu, lebih dari separuh menjawab yang terkait dengan China.
"Secara garis besar, prasangka (prejudice) rasial dicirikan dengan keyakinan bahwa ada etnis yang lebih inferior, ketidaktahuan terhadap budaya asing, ketidakpercayaan akan kemampuan suatu kelompok, dan rasa cemburu. Stigmatisasi spesifik yang berkembang adalah etnis Asia-Amerika berisiko mengidap Covid-19 dan mereka harus bertanggung jawab," jelas Marsya Mtshali, Dosen Kajian Perempuan, Gender, dan Seksualitas di Universitas Harvard, seperti dikutip dari Marketwatch.
Mtshali menyebut rasa cemburu adalah salah satu ciri yang mendorong lahirnya prasangka terhadap etnis tertentu. Ini menjadi menarik karena secara ekonomi, etnis Asia-Amerika boleh dibilang lebih makmur dibandingkan etnis lain.
Mengutip data US Bureau of Labor Statistics, rata-rata upah warga AS beretnis Asia-Amerika pada kuartal IV-2020 adalah US$ 1.261/jam. Lebih tinggi dibandingkan warga etnis Kaukasian atau kulit putih (US$ 1.007/jam), Afrika-Amerika atau kulit hitam (US$ 792/jam), dan Hispanik (US$ 742/jam).
Dibandingkan kuaral IV-2019 (year-on-year), rata-rata upah warga Asia-Amerika naik 8,15%. Lebih tinggi ketimbang kenaikan upah warga Kaukasian (4,14%), Afrika-Amerika (4,76%), dan Hispanik (4,21%).
Warga Asia-Amerika juga sepertinya relatif lebih mudah mendapat pekerjaan. Pada kuartal IV-2020, tingkat pengangguran etnis Asia-Amerika tercatat 6,7%. Hanya lebih tinggi ketimbang Kaukasian (5,8%), tetapi lebih rendah dibandingkan Hispanik (8,7%) dan Afrika Amerika (9.9%).
Halaman Selanjutnya --> Rasisme Harus Dikartu Merah!
(aji/aji)