Waduh! 100 Anjungan Migas RI Nganggur, Kok Bisa?

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
23 March 2021 16:27
Tajak pengeboran Relief Well YYA-1RW (dok. Pertamina Hulu Energi)
Foto: Tajak pengeboran Relief Well YYA-1RW (dok. Pertamina Hulu Energi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat ada 100 anjungan minyak dan gas bumi (migas) di lepas pantai yang tidak beroperasi.

Lalu, apa yang menyebabkan ratusan anjungan itu tidak beroperasi?

Deputi Operasi SKK Migas, Julius Wiratno, mengatakan 100 anjungan ini dibangun berdasarkan kontrak kerja sama sebelum 1994. Namun sayangnya, rencana pembangunannya tidak direncanakan dengan baik.

"Jadi inilah yang dulu, saya nggak mau mengatakan kesalahan para pendahulu tapi yang tidak terencanakan dengan baik," ungkapnya dalam webinar "ENGINE ROOM: Pemanfaatan AMLP untuk Kepentingan Sektor Kelautan dan Perikanan", Selasa (23/03/2021).

Julius mengatakan, anjungan ini dibangun pada zaman dahulu saat pembangunan tidak ada cadangan dana. Namun saat ini, untuk kontrak-kontrak baru, menurutnya sudah ada cadangan dananya. Saat ini ada total sebanyak 634 anjungan (platform) di Indonesia yang tersebar dari Barat sampai ke Timur.

"Untuk kontrak-kontrak baru ada dananya, 600 platform tadi, dikurangi 100 lebih, ya 400-500 platform sudah ada dananya yang tercadangkan," ungkapnya.

Bahkan sampai saat ini, menurutnya dana terkumpul sudah mencapai miliaran dolar. Dia pun mengatakan, pengelolaan dana ini sudah dikomunikasikan dengan Kementerian Keuangan.

"Kalau ada ide-ide, bisa manfaatkan, akan bisa bergerak ke arah sana, realisasikan pekerjaan decommissioning (penonaktifan) ini," ujarnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, pemotongan platform sudah pernah dilakukan pada tahun lalu di Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) pada Sumur YYA-1 karena adanya insiden kebocoran sumur.

"Setahun lalu ada insiden pengeboran juga, decommissioning di platform YYA 1 di dekat Karawang dan berhasil potong dan akan dipasang lagi," paparnya.

Meski demikian, menurutnya tidak semua platform bisa dinonaktifkan segera karena ada anjungan yang sumur-sumurnya belum dilakukan penutupan permanen (permanent plug and abandonment), sehingga belum bisa dipotong.

Selain itu, lanjutnya, kajian penutupan anjungan ini juga belum tuntas karena masih ada potensi sumber daya di bawah laut, sehingga anjungan ini berpotensi bisa diaktifkan kembali.

"Kajian-kajian itu ada yang belum final, mau dimanfaatkan platform yang sumurnya sudah di-plug and abandonment secara permanen dan juga cleaning semua terhadap fasilitas produksi di platform tersebut," ujarnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tingkatkan Produksi Migas, Digitalisasi Data Adalah Kunci!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular