
100 Anjungan Migas RI di Laut Nganggur!

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat ada sebanyak 100 anjungan minyak dan gas bumi (migas) di lepas pantai sudah tidak beroperasi lagi.
Hal tersebut disampaikan oleh Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno.
Secara rinci, 100 anjungan yang tidak beroperasi tersebut antara lain milik Kangean Energy satu platform, PHE ONWJ 73 platform, PHE OSES sebanyak 11 platform, PHE WMO sebanyak tujuh platform, PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) tujuh platform, dan EMP Malacca Strait sebanyak satu platform.
Julius mengatakan, meski 100 anjungan ini tidak beroperasi, namun belum masuk pada tahap siap decommissioning (penonaktifan).
"Sekarang pada fase 100 platform yang sudah tidak beroperasi, tapi saya clear-kan sedikit, bahwa 100 saat ini belum sampai tahap yang siap untuk di- decommissioning," ungkapnya dalam webinar "ENGINE ROOM: Pemanfaatan AMLP untuk Kepentingan Sektor Kelautan dan Perikanan", Selasa (23/03/2021).
Lebih lanjut dia mengatakan, secara teknis anjungan migas tersebut tidak ada masalah. Menurutnya, beberapa platform sudah dipotong dan dipindahkan ke tempat lain. Namun untuk yang 100 anjungan ini menurutnya ada kendala pada biaya.
"100 platform lebih bisa dioperasikan lagi, tapi ada kendala biaya dan berinteraksi dengan beberapa lembaga yang berikan izin. Kita perlukan regulasi yang terintegrasi," jelasnya.
Menurutnya, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) sudah mengusulkan beberapa tahun lalu, namun tidak semudah potong dan pindah. Mulai dari izin, right off, lalu kalau ada pemanfaatan harus dipertimbangkan.
"Jadi cukup complicated (rumit). Perkembangan makin membaik dan akan koordinasi dengan kementerian, lembaga, badan terkait realisasikan ini," paparnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tingkatkan Produksi Migas, Digitalisasi Data Adalah Kunci!