
Dorong Produksi Minyak 1 Juta BPH, Eksplorasi Jadi Koentji!

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah memiliki target produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari (bph) pada 2030 mendatang. Demi menyukseskan target ini, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meminta Badan Geologi untuk menggencarkan eksplorasi migas.
Dia meminta agar Badan Geologi bisa menyediakan data terkait wilayah kerja (WK) yang berkualitas, sehingga mampu meningkatkan peluang ditemukannya cadangan migas baru.
"Target produksi 1 juta barel (per hari), Badan Geologi harus mampu sediakan data WK yang berkualitas dan mampu tingkatkan peluang ditemukannya cadangan migas yang baru, baik di wilayah mature maupun frontier," paparnya dalam sambutan di Webinar Forum Geologi Nasional, Selasa (23/03/2021).
Sebelumnya, Jaffee Arizon Suardin, Deputi Perencanaan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengatakan lapangan yang telah beroperasi masih menjadi andalan pemerintah dalam mengejar target produksi 1 juta bph.
Target produksi 1 juta bph bakal diperoleh dari 70% kontribusi lapangan yang telah ada saat ini dan sisanya berasal dari kegiatan Enhanced Oil Recovery (EOR) dan eksplorasi lapangan baru.
"Kita bisa 1 juta bph pada 2030 dengan kondisi existing yang ada ditambah transformasi akan berkontribusi 70%, lalu sisanya ditutup dengan EOR dan eksplorasi," tuturnya kepada CNBC Indonesia, Senin (9/11/2020).
Dia mengatakan, salah satu andalan untuk mencapai target produksi 1 juta bph ini yaitu produksi dari Blok Rokan di Riau yang saat ini masih dioperasikan Chevron Pacific Indonesia, namun pada Agustus 2021 mendatang akan dioperasikan PT Pertamina (Persero).
Namun target produksi 1 juta bph ini diragukan oleh Komisi VII DPR. Salah satu yang meragukan target tersebut yaitu Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra, Kardaya Warnika.
Dia mengatakan, dirinya telah berdiskusi tentang target 1 juta bph ini dengan para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), para profesional, dan sejumlah pihak tersebut mengatakan jika target produksi 1 juta barel ini lebih baik disebut mimpi.
"Karena dasarnya itu tidak jelas. Kalau mimpi kan nggak harus ada alasan. Mau terbang, terbang aja karena mimpi. Jadi, 1 juta barel per hari itu bisa dikatakan seperti mimpi," kata Kardaya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi VII DPR RI, Rabu (03/02/2021).
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tingkatkan Investasi Migas, Ini Daftar Perbaikan Regulasinya