Inflasi RI Rendah, Tanda Daya Beli Lesu Darah

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
23 March 2021 09:03
kelapa sawit
Foto: Ilustrasi Kubis (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Walaupun inflasi di bulan Maret diramal melambat tetapi ke depan inflasi berpotensi berangsur naik. Setidaknya ada beberapa faktor yang membuat inflasi naik.

Pertama adalah kenaikan harga komoditas. Rendahnya suku bunga acuan serta prospek perekonomian yang lebih baik membawa kembali sentimen commodity supercycle. Hampir semua komoditas mengalami kenaikan baik di sektor agrikultur, pertambangan dan energi.

Faktor kenaikan harga komoditas salah satunya didongkrak oleh interaksi penawaran dan permintaan. Ketika harga komoditas anjlok tahun lalu, para produsen cenderung memangkas produksi. Namun seiring dengan prospek yang lebih baik, permintaan juga akan terkerek naik. Namun dari sisi suplai yang menipis membuat harga melesat.

Sebagai negara yang termasuk ke dalam net oil importer, kenaikan harga minyak berpotensi memicu inflasi di dalam negeri. Minyak digunakan sebagai input energi bagi hampir seluruh aktivitas ekonomi.

Ketika harga minyak naik maka biaya impor Indonesia juga ikut naik. Namun karena mobilitas dan permintaan masih terbatas, secara nilai dan volume impor minyak juga cenderung menurun. Impor migas RI tercatat turun 15% (mom) dibanding bulan Januari dan terkontraksi lebih dari 20% (yoy) di bulan Februari lalu.

Secara total impor Indonesia bulan lalu cenderung meningkat tajam nenjadi hampir 15% atau tepatnya di angka 14,86%. Walaupun secara bulanan turun, impor barang konsumsi dan bahan baku membukukan pertumbuhan digit ganda Februari lalu.

Sementara untuk barang modal nilai impornya cenderung naik baik dilihat dari sisi bulanan maupun tahunan. 

Di sisi lain kebijakan makro yang masih akan akomodatif juga berperan dalam menggeliatkan permintaan serta aktivitas ekonomi. Kenaikan permintaan akibat stimulus yang diberikan serta di tengah rendahnya suku bunga acuan serta pelonggaran kebijakan makroprudensial berpeluang membuat permintaan terhadap kredit meningkat.

Kredit ini lagi-lagi bisa memicu terjadinya kenaikan demand. Hanya saja inflasi untuk sektor-sektor tertentu cenderung lebih tinggi dibanding sektor lain.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular