Ada Feeling Kebangkitan Ekonomi Indonesia Mulai Terasa

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
16 March 2021 12:02
Ilustrasi Ekspor- Impor (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Ilustrasi Aktivitas di Pelabuhan (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan data perdagangan internasional periode Februari 2021. Ada kabar gembira, tanda-tanda kebangkitan ekonomi Indonesia mulai terasa.

Pada Februari 2021, nilai ekspor tercatat US$ 15,27 miliar, tumbuh 8,56% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY). Ekspor terus mencatat pertumbuhan positif dalam empat bulan terakhir.

Namun yang melegakan adalah impor, yang bulan lalu membukukan pertumbuhan 14,86% YoY. Ini adalah pertumbuhan pertama sejak Juni 2019.

Mengapa impor naik malah lega? Bukannya rugi ya?

Sebagian besar impor Indonesia adalah bahan baku/penolong dan barang modal, yang digunakan untuk produksi industri dalam negeri. Impor barang konsumsi, barang jadi yang hanya dipakai tanpa menimbulkan nilai tambah, porsinya tidak sampai 10%. Oleh karena itu, peningkatan impor menandakan industri domestik sudah bergeliat.

Halaman Selanjutnya --> Industri Dalam Negeri Bangkit

Sejumlah indikator menunjukkan bahwa permintaan mulai pulih yang mendorong kebangkitan industri dalam negeri. Pertama adalah aktivitas manufaktur yang dicerminkan oleh Purchasing Managers' Index (PMI).

Pada Februari 2021, IHS Markit melaporkan PMI manufaktur Indonesia berada di 50,9. PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula, kalau di atas 50 berarti dunia usaha dalam fase ekspansi. Nah, skor PMI manufaktur Indonesia sudah berada di atas 50 selama tiga bulan beruntun.

"Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) masih mengganggu operasional perusahaan di Indonesia. Namun sektor manufaktur sepertinya tetap tegar (resilient), di mana produksi masih tumbuh. Penciptaan lapangan kerja juga semakin mengarah ke kondisi normal. Meski pandemi masih menjadi risiko, tetapi perusahaan optimistis terhadap prospek ke depan karena ada harapan pandemi bisa diakhiri," papar Andrew Harker, Economics Director IHS Markit, seperti dikutip dari keterangan tertulis.

IHS Markit mencatat produksi manufaktur Tanah Air naik empat bulan beruntun. Ini karena permintaan baru (new orders) meningkat sehingga dunia usaha merespons dengan menggenjot produksi.

"Perbaikan ini mendorong dunia usaha untuk meningkatkan pembelian bahan baku dan memperlambat laju pengurangan karyawan. Bahkan pembelian bahan baku meningkat ke laju tercepat sejak Mei 2019," sebut keterangan tertulis IHS Markit.

So, memang ada gejala bahwa permintaan domestik mulai bangkit sehingga impor (yang didominasi bahan baku/penolong dan barang modal) terangkat. Ini tentu menjadi sinyal positif bahwa pemulihan ekonomi Indonesia berada di jalur yang benar.

Halaman Selanjutnya --> Konsumsi Masyarakat Bergeliat

Kedua adalah Indeks rasio pendapatan yang dipakai untuk konsumsi (prospensity to consume). Dalam dua bulan pertama 2021, konsumen terus mengurangi porsi pendapatan untuk menabung.

Sebaliknya, porsi pendapatan yang dipakai untuk jajan, belanja, alias konsumsi semakin tinggi. Pada Februari 2021, porsinya mencapai 73,5%. Ini menjadi yang tertinggi sejak setidaknya 2012.

Pandemi virus corona memang belum selesai, kasus baru masih terus bertambah. Namun ada satu hal yang membikin masyarakat lebih yakin bahwa pandemi bisa diakhiri yaitu hadirnya vaksin.

"Pada Februari 2021, persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini terpantau membaik dari bulan sebelumnya. Proses penanganan Covid-19 melalui kegiatan vaksinasi yang terus berlanjut, didukung oleh pemulihan ekonomi masyarakat melalui distribusi bantuan sosial, ditengarai mendorong perbaikan persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi," papar laporan Survei Konsumen periode Februari 2021 keluaran Bank Indonesia (BI).

Indonesia memulai proses vaksinasi pada 13 Januari 2021, di mana Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi warga negara yang pertama menerima vaksin. Mengutip catatan Our World in Data, jumlah vaksin yang sudah disuntikkan ke lengan rakyat Negara Kesatuan Republik Indonesia per 14 Maret 2021 adalah 5,48 juta dosis. Rata-rata tujuh harian vaksinasi adalah 208.257 dosis per hari.

Vaksin, jika efektif, akan membentuk kekebalan tubuh untuk melawan virus yang awalnya mewabah di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut. Jika sebagian besar penduduk Indonesia sudah divaksin dan memiliki ketahanan, maka akan terbentuk kekebalan kolektif (herd immunity). Ketika ini terjadi, rantai penularan bisa diputus dan kita bisa mengucapkan selamat tinggal kepada pandemi virus corona.

"Untuk herd immunity, diharapkan kita bisa mengejar 70% populasi yang sangat tergantung ketersediaan vaksin. Sampai saat ini, (herd immunity) baru dipenuhi Maret 2022. Dengan inisiatif baru Vaksin Gotong Royong, dan mempercepat vaksin gratis, bisa mempercepat yang seharusnya di-deliver awal 2022. Semoga (herd immunity) bisa tercapai lebih cepat, 2021," ungkap Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan.

Saat herd immunity tercapai, maka aktivitas dan mobilitas masyarakat bisa kembali seperti dulu lagi. Ibarat mobil, ekonomi sudah bisa dipacu sekencang-kencangnya, tidak seperti sekarang yang maksimal hanya boleh 50 km/jam.

Jadi, tantangan memang masih berat, bahkan sangat berat. Seperti yang dikatakan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, berbagai cobaan masih akan mendera dan tidak hanya melulu soal pandemi virus corona.

Akan tetapi, saat hari terasa berat, cobalah dengarkan lagu 'mars' Liverpool yakni You'll Never Walk Alone. Jangan pernah meninggalkan harapan...

Walk on, walk on, with hope in your heart

And you'll never walk alone

You'll never walk alone...

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular