
Ada Feeling Kebangkitan Ekonomi Indonesia Mulai Terasa

Sejumlah indikator menunjukkan bahwa permintaan mulai pulih yang mendorong kebangkitan industri dalam negeri. Pertama adalah aktivitas manufaktur yang dicerminkan oleh Purchasing Managers' Index (PMI).
Pada Februari 2021, IHS Markit melaporkan PMI manufaktur Indonesia berada di 50,9. PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula, kalau di atas 50 berarti dunia usaha dalam fase ekspansi. Nah, skor PMI manufaktur Indonesia sudah berada di atas 50 selama tiga bulan beruntun.
"Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) masih mengganggu operasional perusahaan di Indonesia. Namun sektor manufaktur sepertinya tetap tegar (resilient), di mana produksi masih tumbuh. Penciptaan lapangan kerja juga semakin mengarah ke kondisi normal. Meski pandemi masih menjadi risiko, tetapi perusahaan optimistis terhadap prospek ke depan karena ada harapan pandemi bisa diakhiri," papar Andrew Harker, Economics Director IHS Markit, seperti dikutip dari keterangan tertulis.
IHS Markit mencatat produksi manufaktur Tanah Air naik empat bulan beruntun. Ini karena permintaan baru (new orders) meningkat sehingga dunia usaha merespons dengan menggenjot produksi.
"Perbaikan ini mendorong dunia usaha untuk meningkatkan pembelian bahan baku dan memperlambat laju pengurangan karyawan. Bahkan pembelian bahan baku meningkat ke laju tercepat sejak Mei 2019," sebut keterangan tertulis IHS Markit.
So, memang ada gejala bahwa permintaan domestik mulai bangkit sehingga impor (yang didominasi bahan baku/penolong dan barang modal) terangkat. Ini tentu menjadi sinyal positif bahwa pemulihan ekonomi Indonesia berada di jalur yang benar.
Halaman Selanjutnya --> Konsumsi Masyarakat Bergeliat
(aji/aji)