
Singapura Pamer Investasi di RI: Dari Kendal Hingga Batam

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia dan Singapura baru saja memperbarui perjanjian investasi. Diwakilkan oleh Menteri Luar Negeri RI Retno Lestari Priansari Marsudi dan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Chan Chun Sing, kedua negara menandatangani pertukaran Instrument of Ratification (IOR) Bilateral Investment Treaty (BIT).
Dalam sambutannya, Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Chan Chun Sing mengatakan negaranya dan Indonesia kini menikmati hubungan bilateral yang kuat dan luas.
Menurut Chan Chun Sing, meski di tengah pandemi Covid-19, perpanjangan BIT malah memperkuat kemitraan kedua negara, serta mengirimkan sinyal penting kepada kedua negara dan mitra di kawasan akan komitmen Singapura-Indonesia.
"Seperti yang dikatakan Ibu Retno, tahun lalu Singapura merupakan investasi asing terbesar di Indonesia. Ya Bu Retno, kami setuju dengan Anda. Kami senang dapat memegang posisi ini sejak tahun 2014 dan berharap investasi akan terus berkembang," kata Chan Chun Sing dalam pertemuan virtual pada Selasa (9/3/2021).
"Investasi kami di Indonesia meningkat 6,5% tahun-ke-tahun untuk mencapai rekor US$ 9,8 miliar pada tahun 2020, terlepas dari situasi Covid-19."
Chan Chun Sing juga mengatakan Indonesia akan terus menjadi tujuan investasi yang menarik bagi perusahaan Singapura. Ini terlihat dari investasi yang terus mengalir ke Kawasan Industri Kendal di Jawa Tengah, dan Nongsa Digital Park di Kepulauan Riau (Kepri).
"Kawasan Industri Kendal telah membuat kemajuan yang baik sejak pembukaannya pada tahun 2016, dengan hampir 9.000 lapangan kerja tercipta dan investasi senilai US$ 1,37 miliar dipompa masuk. Saat ini ada lebih dari 60 penyewa berkomitmen di Kawasan Industri Kendal," paparnya.
Kawasan Industri Kendal sendiri ditetapkan secara resmi sebagai Kawasan Ekonomi Khusus oleh Pemerintah Indonesia pada Desember 2019 lalu. Chan Chun Sing mengatakan keberhasilan pembangunan Kawasan Industri Kendal dapat menarik investasi dan memacu pengembangan wilayah sekitarnya.
"Untuk itu kami sedang menjajaki pembangunan infrastruktur lainnya, termasuk pengembangan Pelabuhan Kendal. Hal ini akan meningkatkan konektivitas logistik dan infrastruktur di wilayah Kendal, menjadikannya lebih menarik untuk investasi," tambahnya.
Selain Kawasan Industri Kendal, Nongsa Digital Park juga menjadi 'jembatan digital' bagi perusahaan teknologi di Singapura dan Indonesia.
Menurut Chan Chun Sing, sejak diluncurkan pada tahun 2018, Nongsa Digital Park telah berkembang dari segelintir perusahaan dan karyawan menjadi lebih dari 150 perusahaan dan start-up dari berbagai sektor, termasuk keuangan, sumber daya manusia, dan real estat, dengan lebih dari 900 pengembang teknologi dan staf kreatif.
"Dengan pergeseran global menuju platform online dan solusi digital setelah pandemi, ekspansi ini akan memungkinkan perusahaan teknologi di Singapura dan Indonesia untuk menemukan lebih banyak sinergi, dan menangkap peluang yang berkembang di ruang digital," kata Chan Chun Sing.
Tak sampai sana, Kawasan Batam, Bintan, dan Karimun (BBK) juga tetap menjadi landasan hubungan ekonomi bilateral yang kuat antara Singapura dan Indonesia. Menurut Chan Chun Sing, kawasan ini diuntungkan oleh berbagai faktor, antara lain konektivitas yang kuat dengan Singapura, status Batam sebagai Kawasan Perdagangan Bebas, dan iklim investasi yang kondusif.
"BBK terus memiliki potensi besar sebagai mesin pertumbuhan ekonomi bagi Indonesia, terutama dengan penataan kembali rantai pasokan akibat pandemi Covid-19," ujarnya.
"Singapura tetap ingin bekerja sama dengan Indonesia untuk menghidupkan kembali ekonomi BBK, dengan memfasilitasi peluang investasi baru dan menangani berbagai masalah logistik, administrasi, dan peraturan yang dihadapi oleh bisnis bersama."
Sebagai informasi, pada tahun 1990-an dan awal 2000-an, sektor manufaktur di BBK sendiri dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Apa Kabar Tax Treaty Singapura-Indonesia?