
Mau Ekonomi RI Tumbuh 6% Kayak China? Ini yang Kudu Digenjot!

Jakarta, CNBC Indonesia - Di saat pertumbuhan ekonomi berbagai negara di dunia berada di zona negatif, produk domestik bruto (PDB) China justru tumbuh positif. China menjadi negara yang berhasil lepas dari jerat pandemi Covid-19 dan secara beruntun membukukan kinerja ekonomi yang ekspansif dalam tiga kuartal beruntun tahun lalu.
Pada kuartal keempat tahun 2020, PDB China tumbuh 6,5% (yoy). Dengan begitu sepanjang 2020 ekonomi Negeri Panda mampu tumbuh di angka 2% (yoy). Ekonomi China berhasil bangkit dari keterpurukan pada kuartal pertama tahun lalu.
Saat karantina wilayah (lockdown) yang masif diterapkan di sentra industri China di Wuhan pada Januari-Maret 2020, PDB China menyusut 6,8% di kuartal pertama. Namun setelah itu output perekonomiannya terus ekspansif.
Di tahun ini, China bahkan mematok target pertumbuhannya lebih agresif lagi yaitu di angka 6% (yoy). Angka tersebut adalah angka pertumbuhan ekonomi China sebelum wabah Covid-19 melanda.
Tak seperti China yang kinerja perekonomiannya impresif, Indonesia justru menjadi bulan-bulanan Covid-19. Sejak kuartal kedua hingga akhir tahun, PDB Indonesia jatuh ke zona kontraksi. Sepanjang 2020 output perekonomian RI menyusut 2,07% (yoy).
Menggunakan tahun acuan 2010, total PDB konstan Indonesia setahun penuh 2020 berada di angka Rp 10,72 kuadriliun. Padahal di 2019 nilainya masih mencapai Rp 10,95 kuadriliun.
Terakhir kali Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi di angka 6% (yoy) adalah 10 tahun lalu. Pada 2011 PDB Indonesia masih mampu tumbuh 6,2% (yoy). Kemudian di tahun 2012 PDB mulai menyusut menjadi 6% (yoy).
Setelah itu ekonomi Indonesia terus melambat. Sejak 2014, ekonomi Indonesia cenderung tumbuh stagnan di angka 5%. Baru tahun lalu untuk pertama kalinya ekonomi RI jatuh ke jurang resesi sejak krisis moneter 1998.
Tahun ini, prospek ekonomi Indonesia dinilai akan lebih baik dibanding tahun lalu. PDB diperkirakan bakal tumbuh di kisaran 4% - 5%. Namun untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi kembali di angka 10 tahun lalu maka butuh ekstra kerja keras!
Untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi ke 6%, maka konsumsi domestik tahun ini harus naik 6% (yoy), konsumsi pemerintah harus tumbuh 5% (yoy), investasi harus naik 8% (yoy), ekspor dan impor naik masing-masing setidaknya 3% (yoy) dan 2% (yoy).
Target tersebut memang terbilang tinggi karena lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan masing-masing pos pengeluaran dalam 10 tahun terakhir. Namun jika melihat realita bahwa pandemi Covid-19 belum bisa dikendalikan, vaksinasi masih terus berjalan dan membutuhkan waktu, defisit anggaran yang melebar, pulih dari resesi saja rasanya sudah bersyukur.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Resesi Memang Nyata! Pasar Tanah Abang Sepi Bak Kuburan
