Ekonomi RI Masih Resesi, Sektor Ini Bangkit Berdiri!

Tirta, CNBC Indonesia
05 May 2021 16:59
Ilustrasi Indonesia Resesi (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Indonesia Resesi (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Setahun setelah resesi, nyatanya ekonomi Indonesia belum bisa keluar dari zona kontraksi. Output perekonomian Indonesia masih tumbuh negatif pada kuartal satu 2021. 

Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada Januari-Maret lalu menyusut 0,74% (year on year/yoy). Jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya kontraksi yang tercatat mencapai 0,96% (quarter on quarter/qoq). 

Dari 17 sektor atau lapangan usaha yang dipantau tercatat ada 6 sektor yang tumbuh positif. Keenam sektor tersebut antara lain informasi dan komunikasi (infokom), pengadaan air, jasa kesehatan, pertanian, pengadaan listrik dan gas hingga real estat. 

Namun di antara keenam sektor tersebut yang kontribusinya besar dalam menyumbang PDB adalah pertanian. Itu pun tak mampu mengerek output ke zona ekspansi. Sementara sektor industri pengolahan, perdagangan, konstruksi dan pertambangan masih terbenam di zona kontraksi. 

Sektor yang sangat terkait dengan mobilitas publik seperti akomodasi makan dan minum hingga transportasi dan pergudangan masih menjadi sektor yang paling terpuruk. 

Hampir semua sektor jasa juga mengalami penyusutan kecuali jasa kesehatan. Di saat pandemi Covid-19 merebak, sektor jasa kesehatan cenderung mendapatkan keuntungan yang besar.

Pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai membuat pola perilaku masyarakat berubah. Perubahan perilaku dan tren konsumsi ini tentu saja akan sangat mempengaruhi kinerja sektoral dari penopang perekonomian. 

Sebagai negara dengan jumlah konsumen terbesar keempat di dunia, konsumsi domestik masih menjadi basis utama ekonomi Tanah Air. Itulah mengapa sektor konsumen, ritel menjadi industri yang sangat menjanjikan di dalam negeri. 

Begitu juga dengan pariwisata. Selain pesona alam yang menakjubkan, Indonesia juga memiliki basis turis domestik yang besar. Mereka terutama dari kalangan milenial yang cenderung punya tingkat mobilitas tinggi menjadi motor penggerak pariwisata. 

Namun saat pandemi terjadi, aktivitas ekonomi dikunci dan mobilitas tersendat sektor tadi mengalami kinerja yang paling buruk. Adopsi teknologi yang tinggi membuat pertumbuhan kue ekonomi digital Tanah Air semakin pesat. 

Dari segi size memang masih kecil. Namun dari sisi growth sangat fantastis. Hal ini juga tercermin dari pertumbuhan sektor informasi dan komunikasi. Sebenarnya jika dilihat secara historis awalnya ekonomi Indonesia sangat bergantung pada sektor pertanian, khas fase awal negara berkembang. 

Setelah itu Indonesia masuk ke era industrialisasi di mana sektor manufaktur dan pengolahan menopang lebih dari seperlima output perekonomian Tanah Air. Namun seiring dengan berjalannya waktu dua sektor unggulan ini kontribusi dan pertumbuhannya semakin menyusut. 

Padahal kalau dilihat-lihat sebagai negara agraria Indonesia juga belum bisa dibilang negara yang berbasis pertanian 'banget'. Sebagai negara industri pun juga kurang cocok karena selama ini Indonesia juga belum terintegrasi betul dengan rantai pasok industri manufaktur global.

Dalam perkembangan suatu negara seharusnya, suatu ekonomi merangkak dari yang tadinya berbasis pertanian ke manufaktur kemudian ke jasa. Masalahnya jasa di saat Covid-19 sedang sangat terpuruk. 

Sementara yang tumbuh pesat adalah segala sesuatu yang berbau digital. Di satu sisi ini adalah kabar baik. Di sisi lain ini juga membuka lembaran baru bahwa fase perkembangan ekonomi RI bisa lebih cepat dari yang diperkirakan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular