
Juli, Holding BUMN Baterai Akan Resmi Dibentuk, Ini Namanya!

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah membentuk konsorsium sejumlah BUMN untuk membangun industri baterai terintegrasi dari hulu sampai hilir yang rencananya diberi nama PT Industri Baterai Indonesia (IBI).
PT IBI ini ditargetkan resmi terbentuk paling lambat Juli 2021 mendatang.
Hal tersebut diungkapkan Komisaris Utama PT Mining Industri Indonesia (MIND ID), Agus Tjahajana Wirakusumah. Agus menjelaskan, nama perusahaan holding ini sudah ditentukan. Tapi, terkait kapasitas dan rencana detail perusahaan ini masih dibicarakan.
"Namanya PT Industri Baterai Indonesia (IBI) dengan holding (kepemilikan saham) masing-masing sekitar seperempat dari tiap BUMN yang terlibat. Rencana berapa investasinya tergantung dari kapasitas kita di hulu," katanya dalam program 'Zooming With Primus: Prospek Pembentukan Holding Baterai' yang juga ditayangkan dalam kanal YouTube BeritaSatu, Kamis (4/3/2021).
Agus menjelaskan, ada empat BUMN yang terlibat dari kepemilikan holding BUMN baterai ini dengan masing-masing kepemilikan saham 25%. Mulai dari PT Pertamina (Persero), PT Aneka Tambang Tbk (Antam), PT PLN (Persero) dan PT MIND ID.
Sebagai gambaran, PT IBI direncanakan bisa membuat baterai listrik hingga total berdaya 195 giga watt (GW) dengan mengonsumsi 150 ribu ton nikel per tahun. Tapi pada tahapan pertama dipatok hanya 33 GW produksi baterai listrik hingga 2030.
"Nilai investasi kalau 33 GW hingga 2030 itu sekitar US$ 13 miliar. Jika kapasitas naik 70% atau 140 GW pada tahap kedua, nilai investasi bisa mencapai US$ 17 miliar. Ini investasi juga dengan mitra luar negeri," jelasnya.
Agus menjelaskan, nantinya akan tercipta enam anak perusahaan patungan (joint venture) dengan investor asing pada tahapan pertama. Enam perusahaan ini akan masuk pada ekosistem pembuatan baterai listrik, mulai dari hulu hingga hilir.
Pada kesempatan yang sama Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga, membenarkan hal ini. Saat holdingnya sudah resmi dibentuk, maka akan dibentuk unit usaha joint venture bermitra dengan perusahaan asing yang masuk ke industri baterai listrik. Kerja sama akan masuk lini usaha smelter refining hingga pada proses daur ulang (recycle) baterai listrik.
"Misal smelter refining-nya JV sama Antam, Katodanya JV dengan Pertamina, baterai cell dan baterai pack bisa dengan Pertamina dan PLN," jelasnya.
"..Itu rencana dalam waktu dekat. Nggak lama lagi itu. Kita berproses cepat agar bisa bangun (holding) ini kita sudah bergerak dan ini lagi dibicarakan akan kerja sama dengan partner China atau lainnya," imbuhnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wow! Pabrik Baterai Inalum Cs Rp 296 T di RI Beroperasi 2023
