Siap-siap Junta Myanmar, Dewan Keamanan PBB 'Turun Gunung'

Jakarta, CNBC Indonesia - Kondisi Myanmar makin mencekam. Kekerasan terus terjadi di negara itu.
Demo besar-besaran dilakukan massa anti kudeta selama sebulan. Sudah total 21 warga sipil tewas karena aksi represif petugas membubarkan pengunjuk rasa.
Dewan Keamanan PBB, melansir AFP, akan melakukan pertemuan khusus membahas Myanmar. Sumber mengatakan Inggris telah meminta Dewan Keamanan PBB bertemu Jumat (5/3/2021).
"Ini karena pasukan keamanan terus meningkatkan penggunaan kekerasan mereka terhadap demonstran anti-kudeta di negara Asia Tenggara itu," tulis media tersebut mengutip sumber, Rabu (3/3/2021).
Pertemuan pertama akan dilakukan sekitar pukul 15.00 waktu Inggris, di bawah proposal London. Dewan Keamanan kemungkinan akan menyuarakan keprihatinan yang mendalam atas kudeta yang terjadi 1 Februari.
"Dan, menyerukan penyataan untuk pembebasan semua tahanan termasuk Aung San Suu Kyi," sebut sumber itu.
Sementara Senin, misi diplomatik China untuk PBB, mengatakan ke media yang sama bahwa akan ada kesepakatan umum di antara anggota Dewan Keamanan soal Myanmar. China, merupakan sekutu dekat Myanmar, biasanya enggan mengomentari soal kudeta ini.
Selasa (2/3/2021), tiga orang juga dinyatakan kritis karena terkena timah panas petugas. Minggu (28/2/2021) kantor hak asasi PBB mengatakan sedikitnya 18 orang tewas, 30 terluka dan ratusan ditangkap ketika pasukan keamanan membubarkan demonstrasi pro-demokrasi di Myanmar.
Melansir France24, Televisi MRTV yang dikelola pemerintah mengatakan lebih dari 470 orang telah ditangkap di seluruh negeri. Dikatakan polisi telah memberikan peringatan sebelum membubarkan orang-orang dengan granat setrum.
Halaman 2>>
