Kabar Baik! Pemerintah Desak Bunga Kredit Bank Turun

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
02 March 2021 08:40
Suasana proyek pembangunan perumahan di Depok, Jawa Barat, Rabu (17/2/2021). Harga hunian rumah masih menunjukkan kenaikan pada kuartal IV-2020 namun laju kenaikan melambat. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Suasana proyek pembangunan perumahan di Depok, Jawa Barat, Rabu (17/2/2021). Harga hunian rumah hunian masih menunjukkan kenaikan pada kuartal IV-2020 namun laju kenaikan melambat. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah mengakui bunga kredit perbankan masih jauh dari yang seharusnya. Oleh karena itu pemerintah meminta perbankan agar kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) bisa ditransmisikan lebih cepat kepada konsumen agar permintaan kembali naik.

Untuk diketahui, posisi bunga acuan BI saat ini berada di level 3.5%. Sementara bunga kredit perbankan seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR) masih di atas 10%.

"Kita akan komunikasikan, karena memang salah satu yang diminta kepada perbankan agar penurunan suku bunga BI dan lending rate (suku bunga kredit) bisa ditransmisikan pada konsumen," ujar Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers virtual, Senin (1/3/2021).

"Spread-nya memang sekarang agak lebar. Sekarang yang berlaku masih di atas 9,75% ini akan jadi pekerjaan rumah tersendiri," kata Airlangga melanjutkan.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) akan membahas penurunan suku bunga kredit perbankan.

Menurut Sri Mulyani OJK (Otoritas Jasa Keuangan) sebenarnya sudah menjelaskan alasan setiap bank sudah meminjamkan pada satu level tertentu. Saat ini, hal tersebut masih dibahas melalui forum KSSK.

"Terutama ini dimotori oleh pak gubernur (Gubernur BI Perry Warjiyo) dan OJK mengenai bagaimana proses transmisi dari policy rate (suku bunga acuan BI) menjadi lending rate,"ujarnya.

KSSK, kata Sri Mulyani memahami bahwa setiap bank memiliki kemampuan berbeda dalam penetapan suku bunga kredit. Ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kondisi kesehatan bank, neraca keuangan, cost of fund (biaya dana), dan sebagainya.

Sri Mulyani melanjutkan, KSSK akan menelusuri sisi efisiensi dari sektor keuangan yang dinilai banyak pihak sebagai biang kerok tingginya bunga perbankan.

"Konteks ini antara satu sisi melihat setiap bank berbeda-beda dan lihat semacam prediktabilitas dari policy rate tercermin relatif umum dari lending rate yang mencerminkan bunga turun yang tajam dalam beberapa tahun terakhir. Ini akan kita bahas dalam forum KSSK kita," jelas Sri Mulyani.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kewalahan Bayar KPR? Ajukan Saja Subsidi Bunga dari Jokowi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular