
Biden Buat Putra Mahkota Arab Harap-harap Cemas, Kok Bisa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dilaporkan menghubungi Raja Arab Saudi Salman Bin Abdulaziz Al Saud, Rabu (24/2/2021). Telepon ini dikabarkan untuk membahas perkembangan penyelidikan AS atas pembunuhan jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi.
Mengutip situs berita Axios, Washington akan segera merilis hasil investigasinya itu. Ini sebelumnya dianggap sebagai "laporan menghebohkan" mengarah ke peran sentral sang putra mahkota Saudi, Mohammed Bin Salman (MBS).
Selain itu, dilansir dari Al Jazeera, sebuah laporan rahasiadari Kantor Direktur Intelijen Nasional (DNI) AS melaporkan secara tersirat bahwa MBS terkonfirmasi terlibat dalam pembunuhan Khashoggi. Termasuk proses mutilasi tubuh jurnalis tersebut.
Laporan ini dikatakan akan segera dirilis secara resmi oleh kepala DNI Avril Haines. Ia menyampaikan hal itu dalam sebuah forum konfirmasi senat pada Senin (22/2/2021) lalu saat ditanya perihal kemampuan dirinya untuk menyampaikan beberapa fakta yang tersimpan dari pemerintahan yang sebelumnya.
Khashoggi, kolumnis surat kabar Washington Post dan kritikus kebijakan pemerintah Saudi, dibunuh oleh tim agen Saudi di konsulat negara itu di Istanbul pada Oktober 2018. Menurut laporan, ia pergi ke konsulat itu untuk mendapatkan dokumen yang dibutuhkan untuk melangsungkan pernikahannya.
Pada masa AS dipimpin Presiden Donald Trump, Washington menolak untuk merilis laporan lengkap mengenai investigasi itu dan mengatakan kepada legislator bahwa mengungkapkan informasi ini akan lebih membahayakan sumber dan DNI.
Trump memang dipandang dekat dengan keluarga monarki Saudi, terutama MBS. Trump memilih Riyadh sebagai tujuan kunjungan luar negeri pertamanya dan ingin memperkuat hubungannya dengan negara itu.
Sementara penggantinya, Joe Biden, bergerak untuk mengkalibrasi ulang hubungan AS-Saudi dengan mengakhiri dukungan AS untuk operasi yang dipimpin Saudi di Yaman. Selain itu Presiden asal Delaware ini akan melanjutkan pembicaraan dengan Iran, yang merupakan sebuah langkah berlawanan dengan Riyadh.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jreng! Biden Telepon Raja Salman, Ada Apa?
