
Heboh Kedubes RI Diserbu Demo Myanmar, Dituding Dukung Junta

Kudeta yang terjadi di Myanmar dimulai pada 1 Februari lalu. Kudeta ini diawali oleh penahanan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi bersamaPresiden Win Myint dan para pemimpin lainnya oleh kelompok militer.
Penahanan yang berujung kudeta itu dilakukan setelah berhari-hari ketegangan meningkat antara pemerintah sipil dan junta militer. Partai Liga Nasional Untuk Demokrasi (NLD) besutan Suu Kyimeraih kemenangan gemilang dalam pemilu 8 November lalu.
Pemilihan ini dianggap dianggap sebagai bebas dan adil oleh pengamat internasional sejak berakhirnya kekuasaan militer langsung pada tahun 2011. Namun kelompok militer menilai terjadi kecurangan pemilih yang meluas meski sudah dibantah oleh komisi pemilihan.
Pemimpin tertinggi Tatmadaw Jenderal Senior Min Aung Hlaing bersikeras bahwa kudeta militer adalah langkah yang dibenarkan. Ia masih berdalih pemilu yang dilakukan November itu harus diadakan kembali.
Dalam melaksanakan pemilu ulang, pihak militer menetapkan status darurat nasional selama setahun kedepan. Namun ini mengundang demonstrasi berhari-hari oleh warga yang menolak kudeta.
Dalam perkembangannya, tercatat empat warga sipil tewas karena bentrok dengan aparat. Salah satunya adalah seorang perempuan berusia 20 tahunan yang tewas setelah seminggu kritis karena ditembak peluru tajam di kepala.
[Gambas:Video CNBC]
