Segmen Mobil Bekas Tak Pusing dengan PPnBM 0%, Kok Bisa?

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
15 February 2021 16:05
Penjualan Mobil Bekasi di WTC Mangga Dua (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Penjualan Mobil Bekasi di WTC Mangga Dua (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Relaksasi pajak yang diberikan pemerintah terhadap mobil baru berupa PPnBM 0% tak membuat semua pelaku usaha di segmen mobil bekas dibuat pusing. Alasannya insentif itu masih bersifat jangka pendek dan tidak semua jenis mobil mendapat insentif.

CEO OLX Group Indonesia Johnny Widodo mengatakan, dampak relaksasi pajak itu ke pasar mobil bekas masih positif karena tidak semua jenis mobil mendapat insentif ini. Serta adanya preferensi masyarakat akan pembelian mobil baru dan bekas ada di pasar yang berbeda.

"Saya masih positif melihat aturan ini Kalau saya baca-baca yang terkena imbas itu banyak yang kelas mobil sekitar Rp 200 jutaan on the road. Dengan diskon PPnBM kalau 100 persen mungkin diskonnya Rp 15 jutaan sampai Rp 20 jutaan, selisihnya itu lumayan signifikan. Tapi dari survei kami ketidakpastian di kondisi sekarang mereka agak takut untuk berinvestasi di mobil baru," katanya kepada CNBC Indonesia TV, Senin (15/2/2021).

Johnny menjelaskan jenis mobil yang terkena relaksasi pajak ini harus mobil baru di bawah 1.500 cc, berpenggerak roda dua 4x2 termasuk sedan dan kandungan lokal hingga 70%. Sehingga masih ada ceruk pasar mobil bekas untuk mobil-mobil di luar kriteria itu. Dengan kondisi ini masih ada ceruk pasar untuk mobil bekas di luar.

Dari survey yang dilakukan oleh OLX soal pasar mobil bekas, 57% menjawab saat ini masyarakat membatasi budget untuk pembelian mobil baru. Hal ini masih ada ketidakpastian akan kondisi finansial dari tiap masing-masing individu.

"Apakah kerjanya masih oke ke depan, lihat 3 -6 bulan apakah gajinya akan dipotong masih belum pasti. Orang masih banyak yang ingin menabung. Walaupun ada 52% yang menjawab ingin membeli mobil (baik baru maupun bekas), dibandingkan awal pandemic hanya 23%," katanya.

Johnny melihat masih ada pasar untuk mobil bekas dari masyarakat yang enggan membeli mobil baru karena depresiasi harga yang signifikan. Jadi meski dari diskon PPnBM itu signifikan di awal tapi melihat hitungan depresiasi harga itu bisa tidak sebanding bagi sebagian masyarakat.

Selain itu menurut Johnny diskon mobil baru dari penghabisan stok lama di dealer juga bisa lebih tinggi dibanding pembelian mobil baru dengan potongan relaksasi pajak ini. Namun ini semua tergantung dari preferensi masyarakat akan pembelian mobil.

"Belum lagi kalau diawal tahun ini kalau mobil baru dengan NIK-NIK 2020 juga ada diskonnya mungkin lebih dari PPnBM itu sendiri. Mobil bekas ini juga unik karena harganya sudah ter depresiasi, sementara depresiasi harga di mobil baru juga cepat sekali," katanya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada PPnBM & DP 0%, Mobil Bekas Makin Hancur Lebur?

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular