Pedagang Mobkas Curhat Lagi Susah Cari Mobil, Kok Bisa Ya?

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
14 October 2021 16:30
Penjual mobil bekas. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Penjual mobil bekas. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk mobil baru yang berlangsung hingga akhir tahun tentu berpengaruh terhadap industri mobil bekas. Namun, kalangan pedagang mobil bekas nampaknya mulai santai dengan kebijakan tersebut karena sudah mulai menemukan strategi dalam menghadapinya.

"Awalnya ada efek. Berjalan setahun nggak ada efeknya, biasa saja kalau soal PPnBM. Tapi kalau cari mobil sekarang agak susah, mahal-mahal jualnya, mobil tertentu cepet, mobil tertentu lama juga," kata Tony, pemilik diler mobil bekas dan pengelola Gading Auto Centre kepada CNBC Indonesia, Kamis (14/10/2021).

Dalam mencari mobil buruan, pedagang harus mencari dengan harga miring agar mendapat selisih. Namun, jika pemilik mobil enggan melepas dengan harga miring, maka akan kesulitan juga. Karenanya, pedagang harus pintar-pintar dalam memilih unit mana yang akan diambil serta dijual kembali.

"Seperti Toyota Innova reborn, Mitsubishi Pajero, atau Toyota Fortuner termasuk yang beli gampang, jualnya cepet," ujar Tony.

Mobil tersebut umumnya untuk segmentasi menengah ke atas karena harganya lebih mahal dari rata-rata. Misalnya Pajero yang dibanderol di kisaran Rp 460 juta sampai Rp 490 juta untuk tahun 2019. Demikian juga dengan harga Toyota Fortuner yang tidak jauh berbeda.

"Karena dominannya pada suka Innova, Fortuner. Dan memang ada segmennya, yakni masuk ke diesel yang utama," kata Tony.



UMKM di Balik Toyota
Masih berkaitan dengan industri otomotif, seperti diketahui Toyota merupakan salah satu Agen Pemegang Merek (APM) yang memproduksi mobilnya di dalam negeri. PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) menghasilkan 5 model kendaraan, antara lain Innova, Sienta, Vios, serta Yaris. Tidak ketinggalan, Fortuner yang harga tertingginya dibanderol Rp 675 juta juga diproduksi di sini.

Mobil ini bukan diproduksi untuk pasar domestik tetapi juga untuk diekspor secara global. Adapun pabriknya berada di Karawang Jawa Barat.

Demi memproduksinya, pabrikan harus melibatkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam menyuplai komponen. Salah satu yang terlibat adalah Koperasi Batur Jaya (KBJ) Ceper yang sudah bekerja sama dengan TMMIN sejak 2016.

Koperasi ini beranggotakan 137 IKM produsen komponen otomotif, komponen mesin pabrik, suku cadang kereta api, manhole, mesin teknologi tepat guna, meja kursi antik, serta berbagai produk dari pengecoran logam (besi baja dan aluminium).

"Dalam kolaborasi tersebut, PT. TMMIN berperan mengasistensi, mendampingi, serta memberikan bantuan mesin kepada Koperasi Batur Jaya. Sehingga, pada awal Januari 2019 lalu, KBJ berhasil memproduksi 200 buah cylinder sleeve dan mengirimkannya kepada supplier PT TMMIN," kata Plt. Direktur Jenderal IKMA Kemenperin, Reni Yanita.

Program pengembangan sentra IKM melalui kemitraan dengan industri besar bertujuan agar IKM dapat menjadi bagian dari supply chain industri besar sehingga IKM akan mendapatkan kepastian pasar, serta mendorong IKM untuk meningkatkan kualitas produknya sesuai dengan permintaan pelanggan, baik dari sisi produksi maupun manajemen.

IKM di Sentra Logam Ceper harus mampu melakukan diversifikasi produk logam dengan memproduksi komponen otomotif yang sesuai dengan kebutuhan dan standar supplier PT. TMMIN, sehingga dapat meningkatkan peran dan kontribusinya dalam rantai pasok industri otomotif nasional.

"Dengan perencanaan yang baik serta pelatihan dan pendampingan yang tepat selama lebih dari dua tahun, IKM di sini akhirnya mampu masuk ke area yang membutuhkan persyaratan tinggi, dari sisi kualitas, produktivitas, teknologi, dan kontinuitas suplai," tambahnya.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Begini Ternyata Kondisi Pasar Mobil Bekas Saat Corona

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular