Harga Komoditas Beterbangan, Ekonomi RI Siap Bangkit!

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
11 February 2021 14:28
Tambang
Foto: Reuters

Sebagai eksportir komoditas di dunia, ekonomi Indonesia terpuruk di tahun 2020. Ekspor ambles 7,7% dibanding tahun 2019 karena penurunan harga komoditas dan permintaan global. 

Komoditas unggulan ekspor Indonesia adalah minyak sawit, batu bara dan berbagai komoditas tambang lainnya. Harga komoditas berupa minyak sawit belakangan mengalami kenaikan sampai ke level hampir 8 tahun terakhir. Harga batu bara juga demikian. Kini berada di rentang tertingginya dalam dua tahun.

Permintaan global memang belum pulih benar. Namun pemulihan tersebut didorong oleh negara-negara di kawasan Asia terutama China. Kesuksesan Negeri Panda untuk menangani pandemi Covid-19 berbuah manis. 

Ketika yang lain jatuh ke dalam jurang resesi (termasuk Indonesia), China justru mencatatkan pertumbuhan PDB yang positif dalam tiga kuartal beruntun sejak periode April 2020. 

Geliat ekonomi China sebagai importir komoditas terbesar di dunia membuat permintaan terhadap produk-produk komoditas menjadi naik. Kedekatan ekonomi antara China dan Indonesia pun membawa berkah bagi RI. 

Perseteruan China dengan Australia membuat Negeri Panda lebih memilih produk batu bara dari Tanah Air. Harga batu bara pun terdongkrak. Begitu juga dengan CPO. Tidak hanya dua komoditas itu saja yang mengalami kenaikan harga. Komoditas logam dasar seperti nikel, timah, tembaga dan bijih besi juga ikut terkerek.

Komoditas-komoditas tersebut merupakan komoditas unggulan ekspor Indonesia. Bahkan harga nikel pun diramal tembus US$ 20.000/ton tahun ini. Indonesia sebagai pemain nikel global diuntungkan atas kenaikan harga tersebut. 

Produksi nikel Indonesia mencapai 27% dari total output global. Sejak awal tahun 2020 pemerintah resmi menghentikan ekspor nikel mentah berupa bijih. Mayoritas ekspor bijih nikel Indonesia dikirim ke China dan Eropa. 

Meski Eropa menempuh jalur hukum lewat WTO akibat kebijakan tersebut, China justru malah berinvestasi di Indonesia. Tren kenaikan harga nikel ditopang oleh perkembangan penjualan mobil listrik. 

Saat penjualan mobil dunia turun, pangsa pasar mobil listrik justru meningkat. Volume penjualan mobil listrik global tahun 2020 mencapai lebih dari 3 juta unit atau naik 43% dibanding tahun 2019 yang hanya 2,2 juta unit.

Tren penggunaan baterai dari nikel akan semakin semarak. Indonesia punya ambisi untuk menjadi pemain di industri tersebut dengan menggaet investasi baik dari China hingga AS. 

Saat AS di bawah kepemimpinan Donald Trump cenderung berupaya untuk mendisrupsi rantai pasok global dan memilih berseteru secara terang-terangan dengan China, hubungan RI dan China justru makin lekat. 

Perjanjian kerja sama ekonomi terbesar di dunia untuk blok Asia-Pasifik yang bernama RCEP pun ditanda-tangani. Indonesia dan China masuk di dalamnya. Kerja sama tersebut diharapkan bakal mendongkrak aktivitas perdagangan, investasi hingga pertumbuhan ekonomi bagi anggotanya. 

Pada akhirnya kenaikan harga-harga komoditas tidak hanya diharapkan mendongkrak ekspor tetapi juga investasi hingga daya beli masyarakat Indonesia terutama yang bergerak di sektor agrikultur maupun pertambangan. Sekali lagi kenaiakan harga komoditas membawa harapan untuk pemulihan perekonomian Indonesia.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(twg/twg)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular