Internasional

Kepala Pendemo Ditembak, Ini Kronologi Demo Berdarah Myanmar

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
10 February 2021 08:56
Protesters regroup after police fired warning-shots and used a water cannon to disperse them during a protest in Mandalay, Myanmar on Tuesday, Feb. 9, 2021. Police cracked down Tuesday on the demonstrators protesting against Myanmar’s military takeover who took to the streets in defiance of new protest bans. (AP Photo)
Foto: AP/STR

Jakarta, CNBC Indonesia - Polisi dan pengunjuk rasa bentrok di Myanmar, hingga berujung demo berdarah pada Selasa (9/2/2021). Selain demo berdarah, peristiwa ini juga menjadi hari demonstrasi paling kejam dalam menentang kudeta militer yang menggulingkan pemimpin de-facto Aung San Suu Kyi.

Menurut laporan dari beberapa kota di Myanmar, Naypyitaw, Mandalay dan lainnya, banyak demonstran yang telah disakiti oleh pasukan keamanan. Beberapa di antara pendemo mendapatkan luka serius.

Seorang dokter di rumah sakit Naypyitaw mengatakan seorang pendemo perempuan tidak mungkin selamat dari luka tembak di kepala, sebab ia menderita luka di kepala yang paling fatal. Jika dilihat dari X-ray, luka tembak disebabkan oleh peluru tajam.

"Dia belum meninggal, dia berada di unit gawat darurat, tetapi 100% yakin cederanya fatal," kata dokter, yang menolak disebutkan namanya, dikutip dari Reuters.

Sementara ada tiga orang lainnya dirawat karena luka-luka akibat terkena tembakan peluru karet. Ada pula seorang pria mengalami luka di dada tetapi tidak dalam kondisi kritis. Menurut dokter, tidak jelas apakah dia terkena peluru tajam atau peluru karet.

Sebelumnya, para saksi mata mengatakan polisi menembakkan peluru ke udara di Naypyitaw saat kerumunan menolak untuk bubar. Kata seorang saksi mata, polisi kemudian membubarkan pendemo dengan meriam air.

Dalam rekaman video yang diposting di media sosial, terlihat perempuan yang tertembak di kepala sedang bersama para pengunjuk rasa lainnya di sebuah halte yang agak jauh dari barisan polisi anti huru hara ketika meriam air disemprotkan dan beberapa tembakan terdengar.

Perempuan yang memakai helm sepeda motor itu tiba-tiba roboh. Terlihat sebuah lubang peluru pada helmnya.

Laporan berita MRTV yang dikelola negara mengatakan sebuah truk polisi telah dihancurkan pada demonstrasi di Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar. Itu menunjukkan rekaman setelahnya, termasuk polisi yang terluka.

Namun MRTV menggambarkan protes itu diatur oleh orang-orang yang ingin merusak stabilitas bangsa dan bertindak agresif. Namun laporan itu tidak menyebutkan kudeta atau demonstrasi lain di seluruh negeri.

Sementara video dari pusat kota Bago menunjukkan polisi menghadapi kerumunan dan menembakkan meriam air. Media dalam negeri melaporkan polisi menangkap setidaknya 27 demonstran di Mandalay.

Situasi di seluruh negeri menjadi tenang saat malam tiba. Perintah yang melarang pertemuan lebih dari empat orang dan jam malam mulai jam 8 malam sampai jam 4 pagi telah diberlakukan di Yangon dan Mandalay.

Protes tersebut adalah yang terbesar di Myanmar selama lebih dari satu dekade. Ini menghidupkan kembali ingatan hampir setengah abad pemerintahan langsung militer dan gelombang pemberontakan berdarah sampai militer memulai proses penarikan diri dari politik sipil pada tahun 2011.

Insiden tersebut juga menandai pertumpahan darah pertama sejak militer, yang dipimpin oleh Panglima Angkatan Darat Jenderal Senior Min Aung Hlaing, menggulingkan pemerintah Suu Kyi yang baru terpilih pada 1 Februari dan menahan dia dan politisi Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) lainnya..

Militer menuduh bahwa NLD menang dengan penipuan. Akibatnya polisi di Myanmar menggerebek markas NLD di Yangon. Penggerebekan itu dilakukan oleh sekitar selusin personel polisi, yang memaksa masuk ke gedung di ibu kota komersial.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Update Myanmar! Militer Janji 'Angin Surga' ke Pendemo

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular