Pertamina Targetkan Ekspor Petrokimia dari Kilang Balongan

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
09 February 2021 19:44
Kilang Pertamina (Dok. Pertamina)
Foto: Kilang Pertamina (Dok. Pertamina)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) menargetkan ekspor produk petrokimia dari Kilang Balongan, Jawa Barat, terutama setelah Refinery Development Master Plan (RDMP) kilang ini tuntas nantinya.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati. Nicke mengatakan, sejumlah proyek kilang ekspansi yang kini tengah dibangun bakal diintegrasikan dengan produk petrokimia, sehingga bila nantinya permintaan bahan bakar minyak (BBM) turun, perseroan masih bisa menghasilkan produk petrokimia.

"Kilang-kilang ini kita integrasikan dengan petrochemical, sehingga bukan hanya bicara tentang gasoline (bensin), tapi juga bisa di-switch ke petrochem," paparnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Selasa (09/02/2021).

Berdasarkan data Pertamina, perseroan menargetkan peningkatan kapasitas produksi petrokimia menjadi sekitar 12 juta ton per tahun pada 2027 dari saat ini sekitar 1,66 juta ton per tahun. Hal ini sejalan dengan rencana pembangunan Refinery Development Master Plan (RDMP) di sejumlah kilang yang ada seperti Kilang Balongan, Cilacap, Balikpapan, Plaju, dan Dumai dan pembangunan kilang baru di Tuban, Jawa Timur.

Di Kilang Balongan tengah dibangun unit pengolahan polypropylene yang ditargetkan berkapasitas 300 ribu ton per tahun dan 1 juta ton ethylene cracker, lalu di PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban akan dibangun pabrik olefin baru berkapasitas 1 juta ton per tahun dan peningkatan pabrik aromatik menjadi 780 ribu ton dari saat ini 600 ribu ton per tahun.

Bahkan, perseroan juga tengah membangun pabrik paracetamol sebesar 3.800 ton per tahun.

"Aromatik kita naikkan, olefin bangun baru, polypropylene akan bangun yang kedua," ujarnya.

Dia mengatakan, nantinya produk petrokimia dari kilang Balongan berupa ini akan ditujukan untuk pasar ekspor.

""Kemudian, nanti di Balongan yang untuk ekspor. Kerja sama dengan CPC Taiwan dan Mitra lainnya untuk RDMP Kilang Balongan, petrokimianya untuk diekspor," tuturnya.

Semua upaya ini menurutnya dilakukan sebagai bentuk mitigasi jika perusahaan suatu saat nanti harus beralih ke petrokimia. Apalagi, lanjutnya, saat nanti industri kendaraan listrik berkembang, maka butuh bahan baku untuk komponen rangka kendaraan berupa polimer yang berbahan dasar petrokimia.

"Polimer tuh petrochem, belum lagi lifestyle kita ini akan banyak konsumsi produk-produk petrochem," ujarnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Proyek Rp 2,6 T Kilang TPPI Ditargetkan Tuntas Q1 2022

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular