80% Petrokimia Masih Impor, Bos Pertamina Dorong Inovasi

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
22 June 2023 17:35
Produksi BBM jenis Pertamax di kilang Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Refinery Unit (RU) IV Cilacap setiap tahun terus mengalami peningkatan. (Dok.Pertamina)
Foto: Produksi BBM jenis Pertamax di kilang Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Refinery Unit (RU) IV Cilacap setiap tahun terus mengalami peningkatan. (Dok.Pertamina)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) mulai serius untuk menggenjot pengembangan bisnis petrokimia di masa depan. Pasalnya, kebutuhan petrokimia di dalam negeri selama ini masih banyak dipenuhi dari impor.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan pihaknya akan serius menjajal bisnis baru di sektor petrokimia. Mengingat, 80% kebutuhan petrokimia di dalam negeri masih dipenuhi dari impor.

"Bisnis Pertamina crude to chemical sangat penting karena lebih dari 80% masih impor, jadi fokus kita hari ini bagaimana semua produk yang dihasilkan bisa kemudian diproses jadi chemical untuk kurangi impor," ungkap Nicke dalam acara Pertamina Research & Innovation Day, Kamis (22/6/2023).

Oleh karena itu, menurutnya perseroan terus mendorong dilakukannya riset dan inovasi untuk mewujudkan hal tersebut.

"Bagaimana kita kemudian mengolah semua produk bernilai tambah tinggi. Untuk itu, kita terus lakukan program inovasi, terutama dari rekan-rekan di Tim Research & Innovation," ucapnya.

Di samping itu, Nicke juga membeberkan bahwa pihaknya akan terus tetap menggenjot produksi migas untuk ketahanan energi nasional. Namun dengan catatan, tetap menjalankan aktivitas bisnis dalam kaidah green operation.

Misalnya, melalui pengembangan Carbon Capture and Storage (CCS) bekerja sama dengan ExxonMobil, terutama di tiga wilayah lapangan migas. Ketiga wilayah tersebut meliputi Sumatera Selatan, Kalimantan Timur dan Jawa Barat.

"Karena Indonesia kalau menurut kajian awal itu potensinya lebih dari 400 Gigaton Co2 storage ini jadi regional hub untuk Co2. Tentunya akan memberikan dampak besar ketika carbon market dan carbon trading sudah mulai berjalan," ujarnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sebentar Lagi, Pertamina Operasikan Mega Proyek Petrokimia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular