
Ini Strategi Agar Lulusan D3 Bisa Terserap Optimal Industri

Jakarta, CNBC Indonesia- Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggabungkan fast track untuk program D3 sehingga dapat setara dengan sarjana terapan.
Metode kuliahnya pun digabungkan dengan dual sistem 3 semester yakni belajar dan magang di industri. Dengan begitu, lulusan vokasi memiliki hard skill dan soft skill yang benar-benar dibutuhkan oleh dunia kerja, sehingga tidak hanya sekedar menyandang ijazah vokasi.
Dirjen Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Wikan Sakarinto mengatakan setelah menempuh D3 yang setara dengan sarjana terapan, program ini juga bisa digabungkan dengan pendidikan lanjutan bagi siswa yang ingin mengembangkan kompetensinya. Meski sebenarnya 80% lulusan vokasi bekerja karena telah mengembangkan lulusan kompeten dan siap pakai.
Dia mengatakan bukan hanya link and match, adanya reformasi pendidikan vokasi melalui pernikahan massal industri dengan dunia industri menjawab kebutuhan SDM yang berkualitas dan siap pakai. Melalui MoU antara pendidikan vokasi dan industri tetapi benar-benar harus menghasilkan kesinambungan antara keduanya.
"Jadi vokasi dan dunia kerja harus menikah betul. Dengan terobosan ini kita menikahkan SMK dengan perguruan tinggi vokasi, bisa politeknik atau vokasi universitas kita nikahkan. Jadi sistem magang sambil kuliah di industri," kata Wikan dalam Webinar Dies Natalis Ditjen Pendidikan Vokasi "Anak Vokasi Jaman Now-Mengenal Vokasi Lebih Dekat" belum lama ini.
Dia menyayangkan pendidikan masih D3 seringkali dipandang sebelah mata dalam dunia kerja karena diragukan kemampuan dan kompetensinya. Padahal kini lulusan D3 layak diperhitungkan di dunia kerja karena adanya peningkatan kompetensi melalui kombinasi dengan sarjana terapan.
Pendidikan D3 kini telah diakselerasi setara sarjana terapan setara S1 atau D4. Dengan begitu industri pun lebih mudah mengungkapkan kebutuhannya pada dunia industri, karena jika industri membutuhkan tenaga kerja seperti teknisi atau operator maka bisa mengambil lulusan D2.
"Rancangan kebijakan Kemendikbud yakni mendorong terbentuknya S2 terapan dan kelak nantinya S3 terapan. Nantinya lulusan D4 atau sarjana terapan, bisa melanjutkan S2 terapan baik di dalam maupun luar negeri, yang telah diinovasikan dengan link and match," kata Wikan.
Dia menegaskan bagi yang ingin menempuh pendidikan vokasi agar tidak khawatir karena telah dirancang dengan link and super match, setelah reformasi yang dilakukan Kemendikbud. Dia menyebutkan satu prodi minimal memiliki 5 pasangan industri.
"Kami rancang satu prodi minimal punya 5 pasangan industri yang kuat kemudian kita juga mewajibkan soft skill dikembangkan. Siswa tinggal memilih saja vokasi yang memang analytical atau hands on lebih ke teknis," ujarnya.
Secara singkat Wikan menjelaskan, setidaknya ada tiga poin penting definisi dari pendidikan vokasi. Pertama pendidikan Vokasi adalah ilmu terapan. Dua, cenderung lebih spesifik, meski wilayahnya tidak sempit.
"Misalnya underwater welding. Atau mungkin voice offer. Content Writer. Lebih spesifik, lebih dalam tapi tak sempit," katanya.
Ketiga, lanjut Wikan, harus relevan atau match, cocok dengan yang dibutuhkan oleh dunia kerja masa kini. Pendidikan Vokasi ini juga identik dengan sebuah perubahan di masa depan.
"Anak vokasi harus mencintai proses belajarnya. Karena harus menghadapi tantangan baru, sehingga siap untuk belajar hal baru," pungkasnya.
Ada beberapa paket vokasi yang harus dipenuhi dalam vokasi masa depan, lima diantaranya yakni kurikulum harus super match dengan dunia industri, kemudian memiliki soft skill dan karakter yang diberikan sesuai masalah di industri, guru tamu dari industri harus mengajar vokasi minimal 50 jam per semester untuk setiap prodi.
"Kemudian ada magang minimal satu semester baik untuk SMK maupun Perguruan tinggi vokasi. Yang tidak boleh tertinggal adalah sertifikasi kompetensi tidak hanya ijazah tetapi sertifikasi kompetensi," kata Wikan.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ikuti Kelas Offline, Ajang Lulusan Vokasi Menambang Ilmu Baru