
Vaksinasi Covid-19 Lelet, Akankah Ekonomi RI Minus Lagi?

Kalau situasi masih terus seperti ini, maka perekonomian nasional akan terancam. Mirae Asset memperkirakan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada kuartal I-2021 akan tumbuh 2,15% dibandingkan periode yang sama pada 2020 (year-on-year/YoY). Melambat dibandingkan kuartal I-2020 yang tumbuh 2,97% YoY.
Sejauh ini, konsumsi rumah tangga (yang merupakan kontributor utama pembentukan PDB dari sisi pengeluaran) masih 'tiarap'. Daya beli rakyat masih lemah, yang tercermin dari laju inflasi inti. Pada Januari 2021, inflasi inti yang sebesar 1,56% YoY merupakan yang terendah sejak BPS melaporkan data ini pada 2004.
Inflasi inti adalah 'keranjang' yang berisi harga barang dan jasa yang susah naik-turun. Persisten, bandel. Jadi saat inflasi inti terus melambat, maka artinya harga barang dan jasa yang bandel saja sampai turun. Ini menandakan permintaan sangat lemah sehingga dunia usaha terpaksa menurunkan harga.
"Dari sisi suplai memang terlihat ada perbaikan, tetapi sepertinya itu belum nampak di sisi permintaan. Bahkan sepertinya daya beli semakin lama semakin tertekan. Tidak hanya terlihat di inflasi inti, tetapi juga penjualan ritel," tulis Anthony Kevin, Ekonom Mirae Asset, dalam risetnya.
Bank Indonesia (BI) melaporkan penjualan ritel pada November 2020 tumbuh -16,3% YoY. Pada Desember, penjualan ritel diperkirakan memburuk dengan pertumbuhan -20.7% YoY.
"Kemudian dengan masih tingginya kasus Covid-19 di Jakarta dan wilayah Jawa, pemerintah akan tetap memberlakukan pembatasan mobilitas. Ini akan mempengaruhi gerak roda ekonomi seperti menghambat pasokan bahan baku," tambah Kevin.
Putera Satria Sambijantoro, Ekonom Bahana Sekuritas, menilai data inflasi terbaru menunjukkan Indonesia tengah menghadapi perlambatan ekonomi yang bersifat struktural. Dunia usaha mencoba bangkit dengan memupuk stok sembari menunggu permintaan untuk kembali pulih.
"Jika situasi ini terus terjadi, maka inflasi 2021 bisa berada di bawah perkiraan kami yang sebesar 3,5-4%. Permintaan masih akan lemah meski penyaluran kredit dan uang beredar naik," kata Satria dalam risetnya.
Oleh karena itu, sepertinya situasi kuartal I-2021 masih suram. Sepanjang virus corona masih bebas berkeliaran dan vaksinasi berjalan lambat, maka sulit berharap kondisi bakal membaik.
Hope for the best, prepare for the worst. Untuk saat ini, sepertinya kita lebih dekat dengan yang disebut belakangan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)[Gambas:Video CNBC]
