Vaksinasi Covid-19 Lelet, Akankah Ekonomi RI Minus Lagi?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
02 February 2021 14:48
Vaksinasi Covid-19 Dosis ke-2 Dokter Raffi Ahmad  (Tangkapan Layar Youtube)
Raffi Ahmad merima Vaksinasi COVID-19 Tahap Kedua di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu, 27 Januari 2021. (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)

'Senjata' utama untuk melawan virus corona adalah vaksin. Jika efektif, vaksin akan membentuk kekebalan tubuh dalam menghalau virus corona.

Indonesia sudah memulai program vaksinasi berbekal vaksin CoronaVac buatan perusahaan farmasi asal China, Sinovac. Hari ini, 10 juta dosis vaksin itu kembali tiba di Ibu Pertiwi.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencanangkan target vaksinasi 1 juta per hari agar Indonesia bisa segera mencapai kekebalan kolektif (herd immunity). Syarat herd immunity adalah 60-70% populasi sudah disuntik vaksin sehingga rantai penularan bisa diputus.

Berdasarkan Sensus Penduduk 2020 oleh Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah rakyat Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah 270,2 juta jiwa. Jadi 60-70% dari itu adalah 162,12-189,14 juta. Diambil titik tengahnya adalah 175,63 juta. Itulah jumlah manusia yang harus divaksin untuk menciptakan herd immunity.

Apabila ingin mencapai target herd immunity dalam setahun, maka setiap harinya jumlah vaksin yang hrus disuntikkan adalah 481.178 dosis. Vaksin Sinovac membutuhkan dua dosis untuk menciptakan kekebalan, sehingga totalnya menjadi 962.356 dosis per hari. Dibulatkan jadi sejuta saja, seperti target Kepala Negara.

Bagaimana kondisi sekarang? Apakah target itu sudah terpenuhi?

Sayangnya belum, bahkan jaraknya jauh sekali. Mengutip catatan Our World in Data, total dosis vaksin yang sudah diberikan di Indonesia per 31 Januari 2021 adalah 515.681. Dalam sehari, rata-rata dosis yang diberikan adalah 52.348, jauh di bawah target.

Lambatnya vaksinasi akan mempengaruhi kecepatan Indonesia untuk mencapai herd immunity. Selama herd immunity belum tercipta, selama rantai penularan belum terputus, maka aktivitas dan mobilitas masyarakat belum bisa normal seperti dulu lagi.

Pemerintah akan terus melakukan pengetatan, baik itu Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), apa pun namanya. Masyarakat pun akan ragu-ragu untuk beraktivitas di luar rumah kalau masih ada virus mematikan yang bergentayangan sehingga memilih sebisa mungkin #dirumahaja.

Mengutip data Covid-19 Community Mobility Report keluaran Google, rata-rata pengunjung di tempat rekreasi dan pusat perbelanjaan pada 1-29 Januari 2021 adalah 24,24% di bawah hari-hari biasa. Dalam periode yang sama, kehadiran orang di tempat kerja rata-rata 29,5% di bawah normal.

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular