
Deretan Pemimpin Dunia Dicap Gagal Urus Pandemi, Siapa Saja?

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson baru-baru ini menjadi topik pembicaraan hangat. Pasalnya, PM yang juga mantan wali kota London itu, menyatakan permintaan maaf sedalam-dalamnya perihal kegagalan dalam penanganan Covid-19 di negeri Ratu Elizabeth II itu. Boris meminta maaf atas melonjaknya kasus kematian yang mencapai 100 ribu.
"Sulit untuk menghitung kesedihan yang terkandung dalam statistik suram tersebut," kata PM Inggris itu dalam konferensi pers di Downing Street pada Selasa (26/1/2021).
Selain itu, Boris juga menambahkan Pemerintah Inggris telah melakukan hal-hal seoptimal mungkin untuk menekan angka kasus Covid-19.
"Pada hari ini saya harus benar-benar mengulangi bahwa saya sangat menyesal atas setiap nyawa yang hilang dan sebagai Perdana Menteri saya bertanggung jawab penuh atas semua yang telah dilakukan pemerintah," tambahnya.
Selain Boris, ada juga beberapa pemimpin dunia yang dianggap gagal menangani Covid-19. Berikut daftarnya.
Presiden Meksiko Andrés Manuel López Obrador
Obrador dicap sebagai salah satu pemimpin dunia yang gagal menangani pandemi Covid-19. Ia sering dikritik karena penanganannya terhadap pandemi di Negeri Sombrero dan tidak memberikan contoh pencegahan di depan umum.
Pria berusia 67 tahun ini jarang terlihat mengenakan masker dan terus sibuk dengan jadwal perjalanan dengan menggunakan penerbangan komersial.
Dia juga menolak melakukan penguncian alias lockdown. Padahal negara ini mencatat hampir 150.000 kematian karena Covid-19 dan lebih dari 1,7 juta orang positif terinfeksi.
Di awal pandemi, ketika ditanya bagaimana dia melindungi Meksiko, Obrador mengeluarkan dua jimat agama dari dompetnya dan dengan bangga memamerkannya.
"Perisai pelindungnya adalah 'Dapatkan engkau di belakangku, Setan'," kata López Obrador, membacakan tulisan di jimat, "Berhenti, musuh, karena Hati Yesus bersamaku."
Karena hal ini, Meksiko mencatatkan angka penyebaran kasus yang tinggi. Bahkan Obrador baru-baru ini tertular Covid. Mengutip dari Worldometers, negara di selatan Amerika Serikat (AS) itu mencatatkan 1,8 juta kasus dengan 152 ribu kasus kematian.
Kanselir Jerman Angela Merkel
Merkel pernah dicap gagal dalam menangani pandemi Covid-19. Hal itu terjadi karena pada Desember 2020 lalu angka kematian di negara itu mencapai 590 per hari.
Dilansir dari media Jerman, Welt, Merkel mengungkapkan hal itu seraya meminta maaf kepada masyarakat Jerman atas apa yang melanda negeri itu karena pandemi Covid-19.
"Saya minta maaf, saya sangat sangat meminta maaf dari lubuk hati saya yang terdalam. Namun jika harga yang kita bayarkan adalah 590 nyawa per harinya, saya rasa hal ini tidak bisa diterima," kata Merkel.
"Ketika seluruh ilmuwan bicara kita harus mengurangi kotak erat seminggu sebelum kita bertemu kakek nenek dan orang-orang yang lebih tua saat natal, lalu mungkin saatnya kita berpikir lagi bahwa kita tidak mendapatkan cara untuk memulai libur sekolah, bagaimana kita dapat melihat kembali bahwa kejadian yang terjadi seabad sekali ini jika kita tidak mendapatkan solusi untuk tiga hari ini?," lanjutnya dengan nada memohon.
Jerman saat ini mencatatkan salah satu kasus terbanyak Covid-19. Negara itu mencatatkan 2,19 juta kasus dengan 53 ribu kematian.