Internasional
Tersandung 'Partygate', PM Inggris Hadapi Mosi Tidak Percaya

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menghadapi mosi tidak percaya pada hari Senin (6/6/2022) menyusul munculnya skandal 'partygate'. Kini, makin banyak anggota parlemen di Partai Konservatif yang memerintah mempertanyakan otoritas pemimpin Inggris tersebut.
Johnson, yang memenangkan pemilihan umum pada 2019, berada di bawah tekanan yang makin besar setelah dia dan stafnya mengadakan pesta yang dipenuhi minumal beralkohol di tengah upaya penguncian ketat untuk mencegah penyebaran Covid-19 yang tengah dilakukan oleh negara itu.
Dia pun disambut dengan sorakan dan ejekan, dalam perayaan Platinum Jubilee Ratu Elizabeth yang berlangsung dalam empat hari terakhir.
Saya akan memilih untuk perubahan.Jeremy Hunt, mantan Menteri Kesehatan Inggris |
Pada hari Senin, Johnson yang sebelumnya tampak tak tergoyahkan juga diserang oleh sekutunya, Jesse Norman, mantan menteri junior yang mengatakan perdana menteri tersebut telah menghina pemilih dan partai.
"Anda telah memimpin budaya melanggar hukum di 10 Downing Street (kantor PM Inggris) sehubungan dengan Covid," katanya, dikutip Reuters, Senin (6/6/2022).
Adapun, Norman adalah salah satu dari banyak anggota parlemen dari Partai Konservatif yang secara terbuka mengatakan bahwa Johnson telah kehilangan wewenangnya untuk memerintah Inggris, yang menghadapi risiko resesi, kenaikan harga, dan kekacauan yang diakibatkan oleh pemogokan di London.
![]() |
Jeremy Hunt, mantan Menteri Kesehatan yang menjadi lawan Johnson pada 2019, mengatakan partai tahu itu mengecewakan negara. "Keputusan hari ini (antara) berubah atau kalah," katanya. "Saya akan memilih untuk perubahan."
[Gambas:Video CNBC]
PM Inggris Selamat dari Mosi Tidak Percaya, Bakal Makin Kuat?
(luc/luc)