
Johnson: Jabatan Menlu Inggris Mirip Dipenjara di Kondom Baja

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson pernah menggambarkan jabatannya sebagai Menteri Luar Negeri 2016-2018 seperti "dipenjara dalam kondom baja."
Ruth Elizabeth Davidson, mantan pemimpin partai konservatif di Parlemen Skotlandia mengungkapkan hal tersebut dalam sebuah wawancara bersama LBC.
Davidson mengundurkan diri sebagai pemimpin partai konservatif Skotlandia pada 2019, tak lama setelah Johnson menjabat sebagai PM.
Dia kemudian menjadi anggota perempuan dari Lundin Links di County Fife, dan saat ini duduk di House of Lords sebagai life peer, di mana ia merupakan anggota yang ditunjuk dari gelar bangsawan yang gelarnya tidak dapat diwariskan.
Ditanya tentang anekdot tentang Johnson selama pertunjukan LBC di festival Edinburgh Fringe, Davidson mengingat referensi untuk masa jabatannya menjalankan Kantor Luar Negeri.
"Dia (Johnson) pernah menggambarkan kepada saya bahwa menjadi Menlu seperti tertutup dalam kondom baja," katanya kepada LBC, sebagaimana dikutip dari Russia Today.
"Saya merasa aneh karena tidak menanyakannya. Saya pikir dia berarti jumlah perhatian yang dia miliki dari pegawai negeri untuk memastikan dia tidak mengatakan apa-apa. 'Dipenjara dalam kondom baja' adalah apa yang dia katakan," tambahnya.
"Saya belum pernah mendengar itu sebagai ungkapan," tambah Davidson. "Itu pasti akan memengaruhi kinerja, tetapi ini bukan bidang keahlian saya, karena saya pikir Anda sudah membahasnya."
Johnson, mantan jurnalis dan Wali Kota London, menjabat sebagai sekretaris luar negeri di kabinet Theresa May dengan gaji 145.000 pound sterling dalam setahun. Dia mengundurkan diri pada Juli 2018 dan bekerja di belakang layar untuk menggulingkan May.
Bulan lalu, ia mengundurkan diri sebagai pemimpin Konservatif di tengah pemberontakan yang meluas di kabinetnya. Namun ia tetap menjabat sebagai PM sementara sampai pemimpin partai baru terpilih.
Dua kandidat yang tersisa untuk menggantikan Johnson adalah mantan Menteri Keuangan Rishi Sunak dan Menteri Luar Negeri Liz Truss.
(tfa/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tersandung 'Partygate', PM Inggris Hadapi Mosi Tidak Percaya