Mendag Lutfi Ungkap Ekspor Perhiasan Diam-Diam Menghanyutkan!

News - Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
26 January 2021 16:33
Menteri Perdagangan (Mendag), M. lutfi (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden) Foto: Menteri Perdagangan (Mendag), M. lutfi (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menyebut Indonesia tidak lagi menjadi negara eksportir barang mentah dan setengah jadi. Melainkan barang industri jadi dengan teknologi tinggi sehingga meningkatkan nilai ekspor seperti besi baja dan produk otomotif hingga perhiasan.

"Kita lihat beberapa data menurut saya memberikan nilai positif. Top 10 produk ekspor non-migas kita sama besarnya nilainya hampir 60% total ekspor kita. Dari 10 yang terbaik itu ada tiga barang yang bertransformasi dengan baik. Besi baja yang tadinya kita impor terus hari ini kita ekspor US$ 11 miliar, nomor tiga di produk non-migas," katanya dalam acara Bisnis Indonesia Business Challenge 2021, Selasa (26/1/2021).

Lutfi mengatakan nilai ekspor kendaraan bermotor US$ 6,6 miliar turun sedikit karena permintaan turun menjadi posisi nomor enam. Sementara nomor lima ditempati industri perhiasan dengan nilai US$ 8,2 miliar.

"Industri perhiasan ini penting karena menggunakan pengrajin yang banyak, menunjukkan Indonesia maju dalam kreativitas," katanya.

Sehingga dari 10 produk itu menguasai 60% dari total ekspor non-migas RI. "Dari pada kontribusinya besi baja sama dengan 7% terhadap ekspor non-migas. Mobil 4,3% sama dengan ekspor non migas, perhiasan 5,3% dari ekspor non migas kita," lanjutnya.

Ini menunjukkan Indonesia mulai beranjak dari ekspor barang mentah dan setengah jadi, menjadi pengekspor barang jadi yang berteknologi tinggi. Untuk terus meningkatkan ekspor barang jadi ini ada beberapa hal yang harus dibenahi oleh Kementerian Perdagangan.

"Perbaiki konsumsi, kasih kepercayaan pasar untuk membeli supaya industri perjalan investasi mengikuti sebagai kereta gerbongnya. Kedua, kita harus buka un-traditional market," katanya.

Lutfi bercerita, dulu RI hanya memiliki tiga perjanjian dagang internasional, pertama dengan Jepang CEPA, kedua skema ASEAN, dan yang ketiga preferential trade agreement dengan Pakistan.

"Hari ini kita punya sama Australia, kita punya EFTA, Chile, dan sedang negosiasi dengan 25 negara lainnya. Kenapa? Karena jual baja tanpa perjanjian dagang bebas akan sulit, jual mobil apalagi. Jadi un-traditional market akan kita buka," katanya.

Dalam perjalanannya, Lutfi mengatakan Indonesia juga sering dikerjai dengan negara lain untuk persoalan ekspor. Seperti safeguard dari Filipina untuk produk otomotif.

"Dalam hati sebenarnya, apa ada industri mobil apa disana. Yang kejadian itu balance of trade mereka tidak seimbang yang mempengaruhi account mereka, karena kita mengekspor yang sudah berteknologi tinggi," katanya.

Lutfi menjamin Indonesia tidak hanya bisa menjadi negara nomor dua penghasil stainless steel, tapi juga bisa menguasai sektor metal dengan teknologi saat ini.

"Ekspor produk metal berpotensi besar untuk dijual di un-traditional market, walaupun ada sedikit sengketa dengan Uni Eropa karena mereka ingin kita tetap jual barang mentah. Mereka bingung 6 tahun terakhir Indonesia bisa jadi negara penghasil stainless steel no 2 di dunia. Saya jamin kepada mereka kita bisa kuasai sektor metal yang kita kerjakan," katanya.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Tancap Gas, Mendag Lutfi Langsung Cek Harga Bahan Pokok!


(hoi/hoi)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading