
2 Minggu PPKM: Corona Bukannya Jinak Malah Tambah Galak!

Jakarta, CNBC Indonesia - Sudah dua minggu pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Sejauh mana kebijakan itu mampu meredam keganasan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) di Tanah Air?
Sedianya PPKM yang berlaku di beberapa wilayah Jawa-Bali diterapkan pada 11-25 Januari 2021. Namun kemudian pemerintah memutuskan perpanjangan selama dua minggu lagi.
Pada pekan kedua pelaksanaan PPKM, jumlah pasien positif corona bertambah 81.333 orang. Rata-rata pasien positif bertambah 11.619 orang per hari.
Jumlah ini malah naik dibandingkan pekan pertama, di mana jumlah pasien positif bertambah 79.903 orang. Rerata pasien positif bertambah 11.415 orang setiap harinya.
Selama dua pekan pelaksanaan PPKM, jumlah pasien positif bertambah 161.236 orang (rata-rata 11.517 orang per hari). Naik tajam dibandingkan dua minggu sebelumnya yaitu 114.661 orang (rerata 8.190 orang per hari).
Sementara jumlah pasien meninggal pada pekan kedua PPKM adalah 1.848 orang dengan rata-rata 264 orang per hari. Sementara pada pekan pertama, total pasien meninggal berjumlah 1.858 orang, rerata 265 orang per hari. Sama sekali tidak bisa disebut lebih baik...
Dalam dua pekan pelaksanaan PPKM, jumlah pasien yang tutup usia mencapai 3.706 orang (rata-rata 265 orang per hari). Lebih tinggi dibandingkan dua minggu sebelumnya yang berjumlah total 2.892 orang (rerata 207 orang per hari).
Kemudian kasus aktif pada pekan kedua PPKM bertambah 17.135 orang. Setiap harinya terjadi penambahan rata-rata 2.448 orang.
Dibandingkan pekan pertama PPKM ada perlambatan. Selama 11-17 Januari 2021, jumlah kasus aktif bertambah 22.609 orang dengan rerata 3.230 setiap harinya.
Meski demikian, dibandingkan dengan sebelum PPKM malah ada kenaikan. Kasus aktif selama dua pekan PPKM bertambah 39.744 orang, rata-rata 2.839 orang per hari. Melonjak tajam ketimbang dua minggu sebelumnya di mana jumlah kasus aktif bertambah 14.421 orang (rata-rata 1.031 orang per hari).
Perkembangan ini membuat masyarakat kian cemas, termasuk pelaku pasar. Hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi dalam dan jadi yang terparah di Asia. Bahkan pada awal-awal perdagangan sempat ambles lebih dari 2%.
Berikut perkembangan indeks saham utama Asia pada pukul 11:55 WIB:
Tidak hanya di pasar saham, tekanan juga terjadi di pasar obligasi. Pada pukul 11:31 WIB, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah tenor 10 tahun naik 1,3 basis poin (bps). Kenaikan yield menandakan harga intrumen ini turun karena aksi jual.
Kehadiran vaksin anti-virus corona sepertinya belum membuat pelaku pasar yakin. Sebab, masih menjadi pertanyaan apakah pemerintah mampu mencapai target kekebalan kolektif (herd immunity) dengan vaksinasi terhadap sebagian besar Warga Negara Indonesia pada kuartal I-2022.
"Masih harus dilihat apakah pemerintah bisa memenuhi target vaksinasi sesuai jadwal. Belum lagi masih ada pertanyaan seputar efikasi vaksin Sinovac," sebut Antony Kevin, Ekonom Mirae Asset, dalam risetnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article WHO Sampai Ikut Pelototi Corona Jakarta! Parah Ya?