Panas! AS Hingga Jerman Kecam Rusia Gegara Tangkap Navalny

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
18 January 2021 18:45
Alexei Navalny. (AP/Dmitri Lovetsky)
Foto: Alexei Navalny (AP/Dmitri Lovetsky)

Jakarta, CNBC IndonesiaRusia kini sedang menjadi pusat perhatian. Ini setelah pemimpin oposisi Rusia, Alexei Anatolievich Navalny, ditahan di bandara Sheremetyevo Moskow setelah kembali dari Jerman pada Minggu (17/1/2021).

Otoritas Penjara Rusia (FSIN) menyatakan Navalny ditahan karena beberapa pelanggaran pembebasan bersyarat serta persyaratan hukuman penjara yang ditangguhkan. Navalny akan ditahan sampai pengadilan membuat keputusan dalam kasusnya.

FSIN juga menyatakan Navalny mungkin menghadapi hukuman penjara karena melanggar ketentuan hukuman percobaan tahun 2014 yang dijatuhkan atas tuduhan penipuan.

Navalny, yang merupakan musuh Presiden Vladimir Vladimirovich Putin, telah menghabiskan lima bulan terakhir di Jerman untuk memulihkan diri setelah insiden keracunan yang dia tuduhkan kepada Kremlin. Navalny memutuskan untuk meninggalkan Berlin atas kemauannya sendiri dan tidak berada dalam tekanan untuk pergi dari Jerman.

Selain Navalny, empat sekutunya juga ditahan oleh Polisi Rusia. Mereka ditangkap saat menunggu kedatangan pemimpin oposisi berusia 44 tahun di bandara.



Ivan Zhdanov, kepala Yayasan Anti-Korupsi milik Navalny, mengatakan di Twitter sekutu utama Lyubov Sobol termasuk di antara empat orang yang ditahan. Rekaman yang diambil oleh jurnalis lokal menunjukkan polisi menuntunnya dan yang lainnya pergi.

Zhdanov mengatakan mereka yang ditahan termasuk rekan Navalny Ruslan Shaveddinov dan Anastasia Kadetova, yang mengelola markas regional tokoh oposisi. Ilya Pakhomov, yang bersama Navalny ketika dia jatuh sakit parah dalam penerbangan dari Siberia ke Moskow pada Agustus, juga ikut ditahan.

Outlet oposisi MBKh Media melaporkan bahwa setidaknya 10 orang telah ditahan di bandara, termasuk seorang jurnalis.

Laporan AFP mengatakan ada banyak kehadiran polisi di bandara. Ini setelah pihak berwenang memperingatkan bahwa acara massal tidak akan diizinkan karena pembatasan di tengah pandemi Covid-19.

Sebagai informasi, penerbangan Navalny lepas landas dari Berlin tepat setelah pukul 14:15 GMT dan diperkirakan mendarat di Moskow sekitar pukul 16:30 GMT.

Penangkapan Navalny rupanya mendapatkan tanggapan dari berbagai negara, termasuk Uni Eropa (UE). Kepala Uni Eropa Michel menyebut penangkapan Navalny "tidak dapat diterima", menyerukan pembebasan segera kepada pemimpin oposisi tersebut.

Penasihat keamanan nasional Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Jake Sullivan, meminta Rusia untuk segera membebaskan Navalny.

"Navalny harus segera dibebaskan, dan para pelaku serangan keji terhadap nyawanya harus dimintai pertanggungjawaban," cuit Sullivan.

"Serangan Kremlin terhadap Navalny bukan hanya pelanggaran hak asasi manusia, tetapi penghinaan terhadap orang-orang Rusia yang ingin suaranya didengar."

Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengatakan Rusia harus segera membebaskan Navalny. Menurutnya, Navalny "mengambil keputusan sadar untuk kembali ke Rusia karena dia melihatnya sebagai rumah pribadi dan politiknya."

Mass pun mengungkapkan, "sama sekali tidak dapat dimengerti" bahwa pihak berwenang Rusia menangkap Navalny.

Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab juga mengutuk penangkapan Navalny sebagai "mengerikan", menyerukan pembebasan kritikus Kremlin.

"Dia harus segera dibebaskan. Daripada menganiaya Navalny, Rusia harus menjelaskan bagaimana senjata kimia bisa digunakan di tanah Rusia."

Penangkapan itu tampaknya menunjukkan bahwa pihak berwenang tidak akan lagi mentoleransi kegiatan juru kampanye antikorupsi dan kritikus pemerintah, yang dalam dekade terakhir telah menjadi lawan paling menonjol dari Putin.

Kelompok-kelompok hak asasi ikut menyerukan kecaman. Amnesty International mengatakan Navalny telah menjadi tawanan hati nurani dan menuduh pemerintah Rusia melakukan "kampanye tanpa henti" untuk membungkamnya.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular