Eropa Geger, Jerman Konfirmasi Lawan Politik Putin Diracun

Muhammad Iqbal, CNBC Indonesia
03 September 2020 06:20
Alexei Navalny. (AP/Dmitri Lovetsky)
Foto: Alexei Navalny (AP/Dmitri Lovetsky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Jerman mengungkap hasil pemeriksaan toksikologi terhadap pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny yang sedang dirawat di Rumah Sakit Charite, Berlin, Rabu (2/9/2020). Navalny dinyatakan diracun dengan menggunakan gas saraf dari kelompok racun Novichok.

Sekadar kilas balik singkat, Navalny, sosok yang kerap mengkritik Presiden Rusia Vladimir Putin, jatuh sakit dalam penerbangan dari Siberia menuju Moskow, 20 Agustus 2020. Hanya dua hari berselang, Ia dipindahkan ke Berlin, Jerman, demi memperoleh pengobatan lebih lanjut. 

Juru Bicara Kanselir Jerman Angela Merkel, yaitu Steffen Seibert, mengungkapkan pengujian oleh laboratorium khusus milik militer Jerman telah menunjukkan bukti tegas keberadaan gas saraf dari kelompok racun Novichok.

Novichok ini merupakan gas saraf era Uni Soviet. Ia pun digunakan untuk meracuni eks mata-mata Rusia Sergei Kripal dan putrinya di Inggris pada dua tahun lalu.

Mengutip Der Spiegel, para ahli di RS Charite bahkan meminta saran dari Porton Down, laboratorium Inggris untuk penelitian senjata kimia dan biologi, lantaran kemungkinan kemiripan dengan kasus yang menimpa Skripal di 2018.



The Guardian melaporkan, pernyataan resmi Pemerintah Jerman menggambarkan serangan terhadap Navalny dengan menggunakan gas saraf Novichok sebagai "tindakan luar biasa". Jerman pun meminta Pemerintah Rusia untuk segera memberikan penjelasan.

"Kami mengutuk serangan tersebut," ujar Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas. Ia pun mengaku telah memanggil duta besar Rusia untuk Jerman di Berlin dalam rangka mengklarifikasi temuan itu.

Seibert menambahkan Pemerintah Jerman bakal menginformasikan negara-negara mitra di Uni Eropa dan NATO ihwal hasil tes itu.

Sejawat-sejawat Navalny di Rusia bersikeras bahwa mitra mereka itu dengan sengaja telah diracun otoritas negara. Tuduhan itu dibantah Kremlin dan menyebutnya sebagai sesuatu yang "omong kosong".

Para dokter Rusia yang merawat Navalny di Siberia berulang kali membantah kesimpulan RS di Jerman. Dokter-dokter Rusia mengklaim tes mereka terkait zat beracun adalah negatif.

Navalny sendiri dirawat dalam kondisi koma. Ia harus menggunakan ventilator di unit perawatan intensif RS Charite, Berlin, Jerman.

Merespons pernyataan Jerman, Kremlin berjanji untuk bersikap kooperatif dengan Pemerintah Rusia. Demikian laporan AFP seperti dikutip, Rabu (2/9/2020) malam.


(miq/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Vladimir Putin, Presiden Pertama yang Bakal Kebal Hukum!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular