
Mendag Lutfi Ancang-Ancang 'Serangan' di WTO Makin Banyak

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perdagangan M. Lutfi mengatakan Indonesia sudah siap dalam menghadapi gugatan Uni Eropa terkait sengketa larangan ekspor bijih nikel oleh Indonesia. Uni Eropa bahkan bersikeras mendaftarkan gugatan tersebut ke Badan Penyelesaian Sengketa Organisasi Perdagangan Dunia (DSB WTO).
Gugatan itu menambah rentetan panjang sengketa antara Indonesia dan Uni Eropa. Sebelumnya, kedua pihak sudah berseteru dalam perselisihan Renewable Energy Directive II (RED II). Dalam masalah ini, Indonesia menggugat Uni Eropa karena tindakan diskriminasiĀ terhadap komoditas sawit Indonesia.
"Sengketa-sengketa ini saya jamin bukan bukan yang terakhir, pasti akan ada kejadian lagi. Karena itu Kemendag akan bikin tim yang solid, demi menghadapi sengketa di masa mendatang," kata Lutfi dalam Konferensi Pers perkembangan kasus sengketa nikel Indonesia, Jumat (15/1).
Bukan tidak mungkin sengketa nikel kali ini kembali akan melebar kepada komoditas lain. Dua konflik komoditas dalam waktu bersamaan sudah menjadi buktinya.
"Kita sangat kecewa sangat karena konsultasi yang begitu lama saya pikir sudah beres (masalah nikel). Tapi ini bagian dari interaksi dengan dunia internasional, kita akan jalankan," tegasnya.
Di sisi lain, Lutfi menyayangkan sikap Uni Eropa tersebut, yang lebih mengutamakan jalan tengah konflik dibanding kolaborasi. Di era saat ini, kolaborasi menjadi bagian penting dalam perdagangan internasional, bukan sebaliknya.
"Baja kita dari stainless steel penghasil nomor dua di dunia setelah China, jadi Indonesia sukses mendapat nilai tambah dengan teknologi tinggi, energi efisien dan menghasilkan barang-barang superior dari Eropa. Kami sayangkan Uni Eropa pergi ke proses sengketa yang sebenarnya kita bisa kirim ahli-ahli Indonesia untuk menciptakan nilai tambah di Eropa," katanya.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cerita M Lutfi Tak Jadi Terbang ke AS Gegara Dipanggil Istana