
Ekspor 2020 Turun 2,61%, Tahun Ini Bisa Naik Nggak Ya?

Data pada akhir 2020 itu memberi harapan. Setidaknya ada modal untuk lebih optimistis pada 2021.
Ekspor Indonesia belum banyak berubah, masih didominasi oleh batu bara dan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO). Sepertinya kinerja ekspor 2021 juga masih bergantung kepada dua komoditas tersebut.
Sepanjang 2020, harga batu bara acuan di pasar ICE Newcastle (Australia) melonjak 18,39% secara point-to-point. Sementara harga CPO acuan di Bursa Malaysia melesat 17,95%. Ini yang menolong ekspor Indonesia tidak minus terlalu dalam.
Bagaimana dengan 2021? Apakah ada harapan harga batu bara dan CPO naik lagi?
Mengutip laporan Bank Dunia, rata-rata harga batu bara pada 2020 adalah US$ 57,2/ton. Tahun ini, harga berpeluang naik tetapi tipis saja di US$ 57,8/ton.
"Harga batu bara masih bisa naik karena faktor daya saing, batu bara masih menjadi sumber energi yang harganya relatif terjangkau. Namun dalam jangka pendek-menengah, keberpihakan pemerintah di berbagi negara ke arah energi terbarukan bisa menjadi risiko bagi batu bara. Biaya energi terbarukan juga semakin murah dalam satu dekade terakhir, terutama energi surya.
"Berbagai negara telah membuat rencana untuk menuju nol emisi karbon. Uni Eropa berencana mencapai nol emisi karbon pada 2050, sedangkan China menargetkan pencapaian itu pada 2060," papar laporan Bank Dunia.
CPO pun punya cerita serupa. Bank Dunia mencatat rata-rata harga CPO pada 2020 adalah US$ 710/ton dan pada 2021 bisa naik ke US$ 723/ton.
Dengan potensi kenaikan harga batu bara dan CPO, bukan tidak mungkin kinerja ekspor Indonesia akan lebih baik lagi pada 2021. Bahkan bisa saja ekspor kembali ke pertumbuhan positif, tidak lagi terkontraksi.
Akan tetapi, 2021 bukan tanpa risiko sama sekali. Ingat pandemi virus corona belum berakhir. Malah akhir-akhir ini penyebarannya semakin luas yang membuat sejumlah negara kembali memperketat pembatasan sosial (social distancing) yang sampai ke taraf karantina wilayah (lockdown).
"Kuncinya kembali adalah penanganan kesehatan, baik di Indonesia maupun negara-negara tujuan utama (ekspor). Kita lihat akhir-akhir ini beberapa negara di Eropa mengalami lockdown. Jadi mari kita berharap dengan adanya vaksinasi dan kepatuhan kesehatan, perekonomian akan kembali pulih dan ekspor kita meningkat," kata Kecuk, sapaan akrab Suhariyanto.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)