Internasional

Awalnya 78%, Brasil Kini Sebut Vaksin Sinovac Manjur 50%

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
13 January 2021 14:37
A worker inspects vials of SARS CoV-2 Vaccine for COVID-19 produced by SinoVac at its factory in Beijing on Thursday, Sept. 24, 2020. A Chinese health official said Friday, Sept. 25, 2020, that the country's annual production capacity for coronavirus vaccines will top 1 billion doses next year, following an aggressive government support program for construction of new factories. (AP Photo/Ng Han Guan)
Foto: AP/Ng Han Guan

Jakarta, CNBC Indonesia - Vaksin Covid-19, CoronaVac, yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech asal China rupanya hanya 50,4% efektif dalam uji coba di Brasil. Ini hampir tidak memenuhi ambang batas untuk persetujuan peraturan dan jauh di bawah tingkat kemanjuran yang dilaporkan semula.

Brasil adalah negara pertama yang menyelesaikan uji coba tahap akhir vaksin Coronavac. Institut Butantan yang dikelola negara telah dikritik oleh para ilmuwan dan pakar kesehatan karena kurangnya transparansi dalam mempublikasikan data uji coba vaksin.

Lembaga tersebut dilaporkan menunda perilisan hasil percobaan tiga kali. Pekan lalu mengumumkan sebagian data yang menunjukkan tingkat efektivitas yang kemudian direvisi jauh lebih rendah.

Menurut laporan Wall Street Journal, Butantan mengatakan pekan lalu bahwa CoronaVac 78% efektif di antara relawan dengan infeksi ringan hingga parah. Tetapi institut itu mengatakan pada Selasa (12/1/2021) bahwa tingkat kemanjuran keseluruhan turun menjadi 50,4% saat memasukkan kasus-kasus "sangat ringan" yang tidak memerlukan bantuan medis.

Namun lembaga tersebut meyakinkan vaksin ini tetap manjur. "Ini adalah vaksin yang aman dan efektif yang semua kriteria untuk membenarkan penggunaannya dalam keadaan darurat," kata Direktur Butantan Dimas Covas saat mengumumkan laporan tersebut.

Sebagai perbandingan, vaksin Covid dari Pfizer/BioNTech dan Moderna dilaporkan 95% efektif dalam uji coba tahap akhir. WHO sebelumnya memberi ambang batas 50%.

Brasil dan negara berkembang lainnya telah menaruh harapan mereka pada vaksin China. Apalagi negara-negara kaya banyak yang sudah mencaplok vaksin yang dikembangkan oleh negara barat, seperti Pfizer/BioNTech dan Moderna .

Vaksin CoronaVac juga lebih murah dan lebih mudah untuk diangkut karena dapat disimpan di lemari es biasa. Ini berbeda dari Pfizer/BioNTech dan Moderna yang harus disimpan pada suhu di bawah beku.

Laporan Reuters menuliskan Butantan telah meminta agar Coronavac untuk diizinkan dipakai darurat di Brasil. Regulator kesehatan Brasil Anvisa, yang telah menetapkan tingkat kemanjuran minimal 50% untuk vaksin dalam pandemi, mengatakan akan bertemu pada Minggu untuk memutuskan hal tersebut.

Selain Brazil, negara berkembang lainnya termasuk Indonesia dan Turki juga melakukan uji coba Coronavac. Di Indonesia, uji coba lokal menunjukkan kemanjuran vaksin sebesar 65% pada 1.620 orang yang diuji.

Turki mengatakan pada Desember 2020 lalu bahwa vaksin yang sama menunjukkan kemanjuran 91,25% dalam uji coba lokalnya. Namun data Turki juga terlalu kecil untuk menarik kesimpulan yang cukup.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Siapa Envirotainer, 'Peti Ajaib' Angkut Vaksin Sinovac RI?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular