
Darurat Nasional Malaysia: RS Nyaris Full, Dokter Kewalahan

Jakarta, CNBC Indonesia - Raja Malaysia Sultan Abdullah Ahmad Shah pada Selasa (12/1/2021) menyetujui permintaan pemerintah Perdana Menteri (PM) Muhyiddin Yassin untuk menetapkan status darurat nasional dan mengumumkannya kepada publik. Hal ini diambil akibat angka infeksi virus Covid-19 yang mencapai rata-rata dua ribu kasus per hari.
Mengutip Strait Times, Raja menyetujui kekuatan darurat untuk pemerintahan Muhyiddin sebagai langkah proaktif untuk mengontrol dan meratakan kasus positif Covid-19 yang melonjak sejak Desember. Lebih lanjut, Raja Malaysia atau yang biasa disebut Agong itu mengatakan bahwa status darurat nasional akan ditetapkan hingga 1 Agustus 2021.
Dalam kesempatan itu PM Muhyiddin mengumumkan bahwa hal ini perlu diambil akibat pandemi Covid-19 telah membuat RS dan fasilitas kesehatan lainnya kewalahan. Bahkan, okupansi pasien di fasilitas kesehatan Malaysia mencapai 81%.
Selain fasilitas kesehatan, membludaknya jumlah pasien ini juga menjadikeluhan besar petugas kesehatan. Mereka menyatakan bahwa para tenaga medis telah mengalami kelelahan yang hebat. Maka itu, jauh-jauh hari sebelumnya mereka telah menyuarakan usulan mengenai karantina yang lebih luas lagi.
"Pemerintah masih perlu mempersiapkan dengan pengaturan untuk menambah pusat karantina di setiap negara bagian. Pemerintah negara bagian harus memainkan peran yang lebih aktif dalam mendukung kementerian kesehatan dengan kebutuhan ini," ucap Dokter Subramaniam, dokter yang mengurusi Covid-19 di Malaysia kepada Malaymail.
Saat ini Kementerian Kesehatan Malaysia sedang berpikir untuk membiarkan pasien tanpa gejala untuk melakukan isolasi mandiri di rumah agar tidak membebani fasilitas medis. Namun dalam memberlakukan kebijakan itu, banyak faktor yang harus dipikirkan seperti luas ruangan isolasi dan jumlah penghuni rumah.
"Perlu dicatat juga bahwa tidak semua kasus Covid-19 ringan atau asimtomatik cocok untuk karantina di rumah. Faktor lain seperti ukuran rumah, jumlah penghuni dan faktor risiko lainnya perlu menjadi pertimbangan," katanya.
"Pemerintah masih perlu mempersiapkan dengan pengaturan untuk menambah pusat karantina di setiap negara bagian dan dalam mewujudkannya pemerintah negara bagian harus memainkan peran yang lebih aktif dalam mendukung kementerian kesehatan dengan kebutuhan ini."
Mengutip Reuters, sejak Senin (11/1/2021) lockdown dilakukan di Kuala Lumpur dan lima negara bagian selama dua minggu. Ini menyusul kasus kumulatif yang menyentuh lebih dari 135 ribu kasus per minggu.
Dari data Worldometers, Malaysia mencatat penambahan kasus harian sebanyak 2.232. Ini menjadikan total warga terinfeksi corona per hari ini menjadi 138.224.
Ada tambahan 4 kasus meninggal kemarin. Ini menjadikan total kematian sebanyak 555 kasus. Kasus aktif sebanyak 28.554 dengan 187 kasus kritis. Malaysia sudah melakukan total 3,6 juta tes dari total 32 juta populasi.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gawat! Corona Menyebar di Petugas Medis Malaysia, Catat Rekor
