Internasional

Drama Pilpres AS, Pemakzulan Trump Season II Segera Dimulai

News - Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
12 January 2021 07:35
A woman holds a cut out of President Donald Trump's face Wednesday, Jan. 6, 2021, in Washington, at a rally in support of President Donald Trump called the Foto: AP/Jacquelyn Martin

Jakarta, CNBC Indonesia - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat mulai mempertimbangkan pemakzulan kedua Donald Trump. Ia secara resmi dituduh menghasut pemberontakan dan penyerbuan para pendukungnya di gedung parlemen, Capitol Hill pada Rabu (6/1/2021) lalu.

Pemimpin Mayoritas DPR Steny Hoyer mengatakan bahwa majelis akan memulai proses pemakzulan pada Rabu (13/1/2021) esok jika Wakil Presiden Mike Pence tidak menanggapi permintaan Amandemen ke-25 Konstitusi AS untuk mencopot Trump dari jabatannya.

Demokrat secara resmi memperkenalkan resolusi pemakzulan mereka pada Trump, menuduhnya dengan "hasutan pemberontakan."

"Kami memiliki seorang presiden yang sebagian besar dari kami percaya berpartisipasi dalam mendorong pemberontakan dan serangan terhadap gedung ini dan pada demokrasi dan mencoba untuk menumbangkan penghitungan suara presiden," kata Hoyer kepada wartawan, dikutip dari Reuters.

Namun saat sidang DPR pada Senin lalu, Partai Republik memblokir upaya Pence meminta Amandemen ke-25 untuk menyingkirkan presiden yang tidak layak.

DPR diharapkan memberikan suara pada Selasa malam mengenai resolusi penggunaan Amandemen ke-25, yang memungkinkan wakil presiden dan kabinet untuk mencopot presiden yang tidak mampu memenuhi tugasnya.

Jika keinginan DPR AS tercapai, ini akan membuat Trump, seorang Republikan, menjadi satu-satunya presiden AS yang pernah dimakzulkan dua kali.

Sebelumnya, ribuan pendukung Trump melakukan penyerbuan di gedung parlemen AS, Capitol Hill pada Rabu (6/1/2021) lalu. Mereka tidak terima anggota parlemen mengesahkan kemenangan pemilihan Presiden Demokrat Joe Biden. Peristiwa tersebut menewaskan lima orang.

Akibatnya, Washington bersiaga tinggi menjelang pelantikan Biden pada 20 Januari mendatang. Pengawal Nasional berwenang bahkan mengirim hingga 15.000 tentara untuk melindungi pelantikan, dan turis dilarang mengunjungi Monumen Washington karena ancaman kekerasan dari pendukung Trump.

FBI bahkan memperingatkan bahwa akan ada protes bersenjata sedang direncanakan di ibu kota AS dan di 50 ibu kota negara bagian lain menjelang pelantikan Biden.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Waduh, Trump Mau Umumkan Darurat Militer di AS


(sef/sef)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading