Amsyong, Penjualan Mobil 2020 Anjlok Seanjlok-anjloknya!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
10 January 2021 14:45
Ilustrasi Penjualan Mobil Baru
Foto: Ilustrasi penjualan mobil baru (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penjualan mobil dunia pada 2020 anjlok-seanjloknya. PandemiĀ Covid-19 membuat industri otomotif terpukul di dua sisi sekaligus, produksi dan permintaan.

Mengutip data MarkLines, median pertumbuhan penjualan mobil di 18 negara pada 2020 adalah -13,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY). Kontraksi paling dalam dialami Spanyol, yang mencapai lebih dari 30%.

Well, 2020 memang tahun yang luar biasa. Pandemi Covid-19 yang 'dilawan' dengan pembatasan sosial (social distancing) bahkan karantina wilayah (lockdown) membuat proses produksi terhambat.

Demi mencegah penyebaran virus, kegiatan ekonomi non-esensial sempat ditutup sementara. Termasuk pabrik otomotif dan suku cadangnya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China, yang merupakan ground zero wabah tersebut.

Sejumlah pabrik otomotif juga sempat ditutup sementara karena ada pegawai yang terinfeksi virus corona baru penyebab Covid-19. Hyundai, BMW, sampai Toyota mengalami penutupan fasilitas karena ada pegawai yang positif.

Itu baru dari sisi produksi. Di sisi permintaan, warga yang terpaksa #dirumahaja pun membatalkan atau setidaknya menunda pembelian mobil. Ditambah lagi ada gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang membuat prospek pendapatan jadi tidak menentu sehingga mobil yang merupakan kebutuhan sekunder (atau malah tersier) bukan prioritas utama.

Gabungan antara gangguan produksi dan permintaan itu tercermin di lapangan. Penjualan mobil anjlok, jalan raya pun jadi lebih sepi.

Namun yang menarik, Korea Selatan (Korsel) menjadi satu-satunya negara yang membukukan pertumbuhan positif. Pada 2020, penjualan mobil di Negeri Ginseng tumbuh 4,8% YoY.

Mengutip riset GlobalData, adalah permintaan domestik yang membuat penjualan mobil mampu tumbuh. Penyebabnya adalah insentif pajak dari pemerintah.

Pemerintah Korsel memberikan diskon pajak terhadap 70% jenis yang dibebankan kepada konsumen yang membeli pada periode Maret-Juni 2020. Kemudian sampai Desember 2020, program diskon pajak dilanjutkan tetapi dikurangi menjadi 30% dari seluruh pajak yang dibayar oleh konsumen.

Mengutip Pulsenews, konsumen bisa berhemat sampai KRW 1,43 juta atau sekira Rp 18,34 juta kala membeli mobil baru. Tergiur dengan harga yang lebih murah, konsumen pun mau membeli mobil sehingga penjualan tumbuh positif.

"Dengan produsen di Korsel yang berencana mengeluarkan model baru dan genjarnya promosi, bukan tidak mungkin penjualan mobil bisa melanjutkan tren positif. Insentif pajak sepertinya masih menjadi pendorong utama," kata Bakar Sadik Agwan, Senior Automotive Consulting Analyst di GlobalData.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular