Sengit! TwitWar Mahfud MD Vs Kang Emil Soal Kerumunan Rizieq

Muhammad Iqbal, CNBC Indonesia
17 December 2020 06:00
Suasana penjempuran Habib Rizieq massa berkempul di terminal kedatangan Internasional terminal 3 bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa, (10/11/2020). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Suasana penjemputan Imam Besar Front Pembela Islam Habib Rizieq Shihab di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa (10/11/2020). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan KeamananĀ Mahfud MD terlibat 'duel' dengan Gubernur Jawa BaratĀ Ridwan Kamil di media sosial Twitter, kemarin.

Mahfud dan Kang Emil, sapaan akrab, Ridwan Kamil, memiliki pandangan berbeda perihal kasus pelanggaran protokol kesehatan dalam kerumunan yang melibatkan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab beberapa waktu lalu.

'Duel' sendiri berawal dari pernyataan Kang Emil pada keterangan pers setelah menjalani pemeriksaan di Gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Jawa Barat. Setelah menjalani pemeriksaan sekitar 1,5 jam, Kang Emil menilai Mahfud juga harus diperiksa terkait pelanggaran protokol kesehatan dalam acara yang melibatkan Habib Rizieq.

Lalu, apakah Kang Emil sudah menyampaikannya secara langsung?

"Belum, jadi lewat statement ini saja. Bahwa hidup ini harus adillah. Semua yang punya peran dalam proses yang kita hadapi harus secara arif bijak dan segala hormat juga bertanggung jawab terhadap proses ini. Saya kira itu," katanya seperti dikutip dari Youtube Humas Jabar.



Kemudian, apakah Kang Emil keberatan diperiksa oleh kepolisian? Seperti diketahui, Kang Emil juga telah diklarifikasi dalam kasus yang sama di Badan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian RI beberapa waktu lalu.

"Bukan keberatan. Saya mempertanyakan kenapa hanya kami yang dimintai keterangan. Itu aja. Kalau urusannya kerumunan akibat Habib Rizieq kan. Kan ada tiga peristiwa, peristiwa di bandara, peristiwa di Jakarta, peristiwa Bogor," ujarnya.

"Kenapa peristiwa awalnya yang menurut saya lebih masif itu sampai bikin kerumunan luar biasa merugikan material secara luar biasa malah tidak dilakukan hal yang seperti saya alami. Jadi tidak keberatan, karena kalau keberatan mah saya bikin statement. Saya datang, saya menjawab," lanjutnya.

Kang Emil pun menilai jangan hanya kepala daerah yang diminta mengklarifikasi dampak-dampak yang timbul.

"Penanggung jawab di pusat khususnya Pak Mahfud sebagai menkopolhukam itu, kan statement-nya ada di media, justru awalnya dari situ menimbulkan tafsir-tafsir," katanya.

"Tapi intinya menurut saya kita harus menghormati hukum tata nilai yang menjadi dasar kita sebagai bangsa yang beradab. Kira-kira begitu, maka saya ingin memberi contoh saya pun hadir memberikan jawaban pertanyaan. Selanjutnya ya saya serahkan kepada kepolisian sesuai aturan yang berlaku," lanjut eks wali kota Bandung itu.

Mahfud lantas memberikan tanggapan atas pernyataan Kang Emil di Twitter. Melalui akun Twitter resminya @mohmafudmd, Mahfud mengaku bertanggung jawab atas hal tersebut.

"Sy yg umumkan HRS diizinkan pulang ke Indonesia krn dia punya hak hukum utk pulang. Sy jg yg mengumumkan HRS blh dijemput asal tertib dan tak melanggar protokol kesehatan. Sy jg yg minta HRS diantar sampai ke Petamburan," tulis Mahfud.



Menurut eks Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini, diskresi pemerintah diberikan untuk penjemputan, pengamanan, dan pengantara dari bandara sampai ke Petamburan. Petamburan yang dimaksud adalah kediaman Habib Rizieq.

"Itu sdh berjalan tertib sampai HRS benar2 tiba di Petamburan sore. Tp acr pd malam dan hari2 berikutnya yg menimbulkan ketumunan orang sdh di luar diskresi yg sy umumkan," tulis Mahfud.





Maffud lantas menyertakan potongan-potongan video yang menunjukkan dirinya memperbolehkan Habib Rizieq pulang dengan syarat tertib dan mengikuti protokol kesehatan. Ada pula potongan video yang mana Mahfud menegaskan Habib Rizieq berhak pulang.



Kang Emil lantas merespons kicauan Mahfud. Menurut dia, pemerintah pusat dan daerah harus sama-sama memikul tanggung jawab. Oleh karena itu, Kang Emil mempertanyakan mengapa kerumunan di bandara yang sedemikian masif dan merugikan kesehatan/ekonomi tidak diikuti pemeriksaan seperti halnya para kepala daerah.

"Mengapa kepala daerah terus yg hrs dimintai bertanggung jawab. Mhn maaf jika tdk berkenan," tulis Kang Emil.



Lebih lanjut, Kang Emil menitipkan pesan kepada Habib Rizieq maupun para pemimpin basyarakat. Menurut dia, keberhasilan dalam mengatasi pandemi Covid-19 harus dua arah, tidak semata pemerintah.

"Ayo produktif tapi taat prokes. Kasihan nakes tni polri. Harus ada ketaatan. "Ati'ullaha wa ati'ur rasula wa ulil amri minkum"-Taatlah kepadaNya, rasul & pemimpin diantaramu," tulis Kang Emil.






Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular