
Agar Link 'n Match Sukses, Dirjen Vokasi: Ayo Ubah Mindset

Jakarta, CNBC Indonesia- Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto menyatakan sistem ijon bisa digunakan untuk mengoptimalkan link and match antara pendidikan vokasi dengan dunia industri. Hal ini bisa dilakukan dalam program mentor oleh dunia industri ketika membuka program magang bagi mahasiswa dan siswa vokasi.
"kita harus membuang mindset lama, bukan sekedar tanda tangan MoU tetapi benar-benar link and match. Industri harus mau maju ke depan. Kurikulum dibikin bersama, diajar bersama, sertifikitatnya kompetensi dicap bersama," ujar Wikan dalam Webinar "Vokasi dan Kekuatan Ekonomi Daerah", Selasa, (15/12/2020).
"Industri harus mulai terbuka, pendidikan pun harus mau membuka dirinya, jangan sampai kampus pakai konsep lama, harus mau turun ke industri dan pandai merayu industri, dan industri pun juga jangan menunggu," tegas Wikan.
Untuk memastikan program ini berjalan maka pemerintah akan melakukan reformasi di level regulasi. Selain itu, kurikulum dari pendidikan vokasi juga harus direformasi.
"Kalau regulasi ga di-reform, guru-guru dan kepala sekolah takut. Makanya kurikulum kami reform," ujar Wikan.
Lebih rinci dia menjelaskan dalam program mentor, maka magang bagi vokasi minimal 1 semester bahkan boleh lebih. Kemudian ada mata pelajaran wajib project based e-learning 3 semester.
"Jadi anak-anak SMK tak hanya hebat hard skill tetapi soft skill. Kalau kemampuan komunikasi tak baik, teamwork, ya nanti percuma," ujarnya.
"kita harus mengubah mindset guru dan kepala sekolah untuk membuat inovasi tanpa ketakutan aturan, dan ini ekosistem yang mau kami buat," ujarnya.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ikuti Kelas Offline, Ajang Lulusan Vokasi Menambang Ilmu Baru