Jangan Kaget, Ini Alasan Sri Mulyani Mau Harga Rokok Mahal

Pertama, sisi kesehatan yakni dengan melihat prevalensi atau jumlah anak-anak, perempuan dan orang dewasa yang merokok cukup tinggi. Sehingga kebijakan yang diambil dinilai harus mampu menurunkan jumlah perokok di kalangan tersebut.
"Mengendalikan konsumsi dari produk hasil tembakau, di sini fokusnya adalah masalah kesehatan, dampak kesehatan dari konsumsi hasil tembakau atau rokok tersebut," kata dia.
Kedua, tenaga kerja. Kebijakan ini juga mempertimbangkan tenaga kerja yang menggantungkan hidupnya di perusahaan rokok. Oleh karenannya, pemerintah tidak menaikkan cukai tembakau yang melakukan proses pelintingan rokok secara manual.
Ketiga, petani tembakau. Dalam hal ini harus melihat petani dalam menghasilkan tembakau dan memasok kepada industri rokok tetap berjalan dengan baik. Sehingga tidak mematikan atau menyusahkan petani tembakau.
"Kita coba kendalikan dan kita terus akan kalau ada kesempatan akan terus upaya hasil lebih tidak dikonsumsi di dalam negeri tapi bisa diekspor," kata dia.
Keempat, rokok ilegal. Menurutnya, kenaikan CHT juga untuk mengurangi peredaran rokok ilegal. Sebab, dengan kenaikan cukai ini maka insentif untuk membuat rokok ilegal semakin mahal.
Kelima, penerimaan negara. Kenaikan CHT juga untuk mengamankan penerimaan negara.
