
Kurangi LPG Bersubsidi, BPH Migas Dorong Penggunaan Jargas

Jakarta, CNBC Indonesia- BPH Migas fokus membangun jaringan gas (jargas) pada 2021 untuk mengurangi ketergantungan pada LPG. Selama ini pembangunan Jargas masih menggunakan dana APBN, dan ada potensi menggunakan dana investasi dari BUMN hingga swasta.
"Rencana Jargas 2021 ini sudah dianggarkan di APBN 2021, dan akan dilelang. Nanti BPH Migas akan menetapkan harga gas ini, dan akan ditetapkan harga gas di bawah harga LPG. Kami mengajak dunia usaha ada peluang skema investasi di Jargas, ini kesempatan baru pengusaha masuk di jargas," kata Kepala BPH Migas Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa, dalam Talkshow bertema "Capaian Hilir Migas 2020" Selasa (8/12/2020).
Skema investasi jargas di luar APBN ini, menurutnya sudah dicoba oleh salah satu pengembang properti, yang melengkapi rumah yang dibangun dengan jaringan gas. Ifan mengatakan dengan membangun properti yang memiliki jargas di dalamnya akan menjadi daya tarik masyarakat karena akan lebih murah dan efisien dalam jangka panjang. Bahkan harga yang ditetapkan untuk jargas pun akan jauh lebih murah dibandingkan menggunakan LPG 3 Kg bersubsidi.
Saat ini sudah ada 57 kabupaten/kota Indonesia yang memiliki jargas, terutama di daerah yang sudah memiliki pipa transmisi di Jawa, Sumatera, Kalimantan.
"Kalau kita pakai jargas maka tidak impor sama sekali, ke depannya kalau mau ngomongin energi berkeadilan, mengurangi subsidi, salah satunya jargas sebanyak mungkin. Inginnya kami dari BPH Migas mau ada percepatan," kata Ifan.
Dia mengakui biaya dibutuhkan untuk pemasangan sambungan Jargas rumah tangga cukup mahal Rp 10-12 juta per rumah. Untuk itu melalui Perpres 06/2019 ada ruang terbuka untuk BUMN, BUMD, Swasta, hingga koperasi untuk ikut membangun Jargas. Dari sisi keamanan pun, penggunaan jargas jauh lebih aman dibandingkan LPG.
"Visi ke depan di ESDM dan dan BPH Migas bagaimana Jargas makin cepat makin bagus penggunaan LPG bs lebih fokus jargas. Kendala jargas karena masih dari APBN jadi terbatas uangnya," katanya.
Sebelumnya, pemerintah juga menargetkan pembangunan jaringan pipa gas bumi untuk rumah tangga pada 2021 sebanyak 120.776 sambungan rumah (SR) tersebar di 21 kabupaten/kota.
Sebagian besar jargas ini akan dibangun di Jawa Timur dan Jawa Barat. Lokasi pembangunan jargas di Jawa Timur adalah Kabupaten Bojonegoro (10.000 SR), Kabupaten Lamongan (5.935 SR), Kota Surabaya (6.088 SR), Kabupaten Sidoarjo (11.418 SR), Kota Mojokerto (5.699 SR), Kabupaten Mojokerto (5.935 SR), Kabupaten Jombang (6.137 SR), Kabupaten Pasuruan (5.750 SR), Kota Pasuruan (7.003 SR), Kabupaten Probolinggo (5.737 SR) dan Kota Probolinggo (5.080 SR).
Untuk Jawa Barat, lokasi pembangunan jargas adalah Kabupaten Karawang (3.053 SR), Kabupaten Subang (5.488 SR), Kota Cirebon (4.515 SR) dan Kabupaten Cirebon (3.758 SR).
Sementara daerah lain yang dibangun jargas adalah Kabupaten Aceh Utara (3.510 SR), Kota Lhokseumawe (3.000 SR), Kabupaten Aceh Timur (5.016 SR), Kabupaten Banyuasin (6.889 SR), Kabupaten Banggai (5.005 SR) dan Kabupaten Wajo (5.750 SR).
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kepala BPH Migas Ungkap Kendala Program BBM 1 Harga