
Demi Pemerataan Energi, Setiap Desa Harus Punya SPBU

Jakarta, CNBC Indonesia- Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa menyatakan pentingnya infrastruktur penopang BBM satu harga untuk meningkatkan perekonomian di kawasan terluar, tertinggal, terpencil (3T). Saat ini sudah ada 253 titik penyaluran BBM satu harga di seluruh Indonesia, dan ditargetkan mencapai 500 titik pada 2024.
Sayangnya jumlah tersebut menurutnya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dia mengatakan jika semua penyaluran BBM satu harga telah terpenuhi, ditambah dengan 7.000 SPBU maka hanya akan ada sekitar 7.500 penyalur bahan bakar. Idealnya, untuk distribusi migas yang merata minimal satu desa memiliki satu outlet penyalur atau SPBU.
"BBM satu harga ini bukan cuma masalah satu harga, tapi supporting buffer di sub penyalur dan mini SPBU. Kalau hanya 500 titik BBM satu harga, keadilan migas belum terpenuhi. Tidak akan cukup 7.500 titik penyalur, dan sebaiknya satu desa satu SPBU," ujar Ifan panggilan dari Fanshurullah Asa dalam Talkshow bertema "Capaian Hilir Migas 2020" Selasa (8/12/2020).
Adanya BBM satu harga juga dapat memberikan dampak yang besar bagi perekonomian masyarakat, sehingga daerah 3T dapat menjadi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dan memberikan nilai tambah.
"Maunya BPH Migas adalah satu desa satu penyalur mau besar atau kecil itu harus ada. Indonesia memiliki jumlah desa 80 ribu desa, sehingga yang ada ini belum cukup. Untuk itu kami menawarkan solusi, di luar BBM satu harga, yakni sub penyalur, dan mini SPBU," jelasnya.
Nantinya sub penyalur dan mini SPBU ini bukan hanya menyediakan BBM subsidi, melainkan juga yang non subsidi agar distribusi energi bisa lebih merata. Dengan jaminan distribusi, maka bisa membantu masyarakat dan membantu badan usaha yang ingin berinvestasi dengan modal yang lebih terbatas.
Menurutnya salah satu kendala distribusi di daerah 3T adalah besarnya biaya investasi SPBU dan pengankutan, ditambah konsumsinya pun tidak sebesar di daerah perkotaan.
"Konsep kami seperti Pertamina dan pertashop, ada mini SPBU. Dengan ini nantinya secara jangka panjang diharapkan bisa mencapai 10.000 outlet, dan menjual non subsdi. Jadi konsep ini bisa menjamin ketersediaan BBM, dan juga buat investor yang banyak tidak mau karena kalau SPBU mahal," katanya.
Sebelumnya, Ifan mengungkapkan keberadaan lembaga penyalur baru sebanyak 7.251 baik berupa SPBU, SPBN, SPDN, APMS, SPBB dan 192 terminal BBM di seluruh Indonesia. Untuk menjamin ketersediaan BBM di seluruh Indonesia diperlukan 75 ribu penyalur.
![]() |
Dalam kesempatan yang sama, Aktris Nadine Chandrawinata mengatakan sejak ada BBM satu harga masyarakat di daerah 3T lebih mudah melakukan mobilisasi dengan kendaraan, dan menjual produk yang dimiliki di desa-desa. Dia mencontohkan di wilayah Asmat, Papua, sebelumnya tidak dapat menjual produk ikan dan hasil kerajiannya karena sulitnya akses keluar desa.
"Di Asmat misalnya mereka pakai motor listrik, dulu belum ada. Tapi dengan adanya pemerataan ini terbantu. Saya datang kesana 80% kelayakan hidup mereka lebih baik, dan mereka punya air bersih yang sebelumnya susah. Sekarang mereka punya motor listrik, biarpun tidak besar mobilitasnya terbantu untuk mendapatkan kebutuhannya," kata Nadine.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kepala BPH Migas Ungkap Kendala Program BBM 1 Harga