Sederet Manfaat Perjanjian RCEP Bagi Indonesia

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
30 November 2020 15:12
Dirjen Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional Kemenperin RI, Dody Widodo dalam acara webinar
Foto: Dirjen Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional Kemenperin RI, Dody Widodo dalam acara webinar "Pemanfaatan Kerja sama Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional yang Berkualitas". (Tangkapan Layar)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dirjen Ketahanan Perwilayahan dan Akses Industri Internasional Kemenperin, Dody Widodo mengatakan Indonesia akan memperoleh banyak manfaat dengan adanya Perjanjian Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).

"Dengan RCEP ini tentunya menetapkan posisi berbeda dan apa yang ditargetkan. Dengan RRT dalam RCEP bisa mendapat akses pembebasan untuk industri berbasis perkebunan, elektronika, makanan-minuman, kertas," katanya dalam Webinar "Pemanfaatan Kerja sama Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional yang Berkualitas", Senin (30/11/2020).

Berikutnya, dengan negeri Sakura, Jepang, dengan RCEP akan ada pembebasan bea masuk untuk industri perikanan, kimia, makanan dan minuman. Sementara itu dengan Korea Selatan, pembebasan bea untuk industri perikanan, makan-minuman hingga perhutanan.

"Kelebihan lain, bagaimana memanfaatkan certificat of origin dalam rantai suplai. Indonesia sangat kaya, tapi tak bisa semua dipenuhi. Kita punya kelemahan elektronik tak selengkap negara tetangga punya basis bahan baku," katanya.

Sehingga, RCEP bisa dimanfaatkan dengan memenuhi rantai pasok. Hal yang selama ini tak dilihat, lanjutnya, saat ini bisa dimanfaatkan menjadi rantai pasok secara regional hingga global. "Ini yang harus dimanfaatkan dan melihat, memilih, lokal dan sumber bahan baku penolong dalam membuat produk, dalam memanfaatkan RCEP," tegasnya.

Dia juga angkat bicara terkait bagaimana membantu pengusaha melakukan ekspor produk. Menurutnya dari sisi perindustrian, harus mampu menekan biaya produksi.

"Kita akan menurunkan biaya produksi yang ada. Salah satu terkait bahan baku harganya," pungkasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan negara-negara yang turut serta dalam perjanjian RCEP harus memanfaatkannya secara maksimal.

"Kita tidak boleh pasif, kita harus aktif untuk mengejar peluang dan memanfaatkannya," ujarnya.

Menurut dia, ada banyak produk yang dapat digenjot ekspornya seiring penandatanganan RCEP. Produk-produk itu antara lain kertas dan bubur kertas, karet dan produk karet, mineral, metal dan various metal, jasa gas dan kelistrikan, produk kayu, makanan, dan lain-lain.

"Perlu dipahami juga fitur utama dari RCEP ini tersedianya aturan-aturan yang memfasilitasi penguatan rantai pasok kawasan dan rantai pasok global. Juga perlu tentunya meningkatkan persaingan di pasar domestik kita, telekomunikasi, produk informasi teknologi, besi dan baja tertentu, garmen dan tekstil, dan otomotif," ujar Agus.

Ia menambahkan, Indonesia juga perlu menggali strategi backward linkage, yaitu mendorong ekspor intermediate goods (barang antara) diolah lebih lanjut di negara kawasan lainnya.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Blok Dagang Terbesar Dunia Lahir, Siapa Untung & Buntung?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular