
Warning Corona Korsel: Gelombang ke-3, Gegara Anak Muda

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Korea Selatan (Korsel) memberlakukan kembali aturan jaga jarak yang ketat di Seoul dan wilayah sekitarnya minggu ini. Itu terjadi pasca kembali naiknya kasus corona (Covid-19) di negeri itu yang menandai serangan gelombang 3 pandemi.
Dilansir dari Reuters, penghitungan kasus resmi harian melebihi 500 untuk pertama kalinya sejak 6 Maret. Dari kasus terbaru, 553 ditularkan secara lokal dan hampir 73% di antaranya berada di wilayah Seoul, sebagaimana dilaporkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC).
Hal ini muncul setelah sebulan lalu, pemerintah melonggarkan pembatasan sosial. Beberapa ahli mengatakan bahwa pemerintah bergerak terlalu dini ketika melakukan itu.
Kim Woo-joo, seorang profesor penyakit menular di Rumah Sakit Guro Universitas Korea di Seoul adalah salah satunya. Pelonggaran dianggap pemicu meledaknya kembali kasus Covid-19.
"Pelonggaran dilakukan karena masalah ekonomi dan kelelahan yang semakin meningkat, tetapi itu terlalu dini dan menabur benih rasa puas diri orang-orang," kata Kim, dikutip Kamis (26/11/2020).
Gelombang pertama Korsel muncul pada akhir Februari dari pertemuan sekte agama. Tetapi kasus terbaru dengan pusat Seoul, lebih besar dan sulit dilacak.
Di militer Korsel, otoritas kini melarang cuti 10 hari untuk menekan kasus di fasilitas itu.
Sejumlah kluster muncul di ibu kota, mulai dari tempat sauna, sekolah menengah, akademi aerobik, gereja, hingga kafe.
"Covid-19 telah tiba di dekat Anda dan keluarga Anda, " kata Menteri Kesehatan Park Neung-hoo di televisi lokal.
"Penyebaran corona di kalangan generasi muda sangat luar biasa."
Anak mud rata-rata tidak memiliki gejala meski terinfeksi. Ini mendorong pemerintah untuk mendesak siswa berhenti datang ke sekolah dan les jelang ujian masuk perguruan tinggi, 3 Desember nanti.
"Infeksi muncul secara bersamaan dalam kehidupan kita sehari-hari termasuk pertemuan keluarga dan pertemuan informal yang membuat pemerintah sulit untuk mengambil tindakan pencegahan," kata Menteri Pendidikan Yoo Eun-hae dalam sebuah pengarahan.
Akibat corona Korsel telah masuk ke jurang resesi. Bank sentral pun menahan suku bunga dan hanya meningkatkan sedikit prospek pertumbuhan.
Saat ini total infeksi di Korsel mencapai 32.318, dengan 515 kematian.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alarm Darurat Nyala, Corona Korsel Tembus 950 Sehari!