Ya Tuhan, Kasus Positif Covid-19 Global Lewati 100 Juta Orang

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
27 January 2021 09:14
Seorang petugas kesehatan merawat rekannya, yang pingsan karena kelelahan di kamp pengujian COVID-19 di New Delhi, India pada 27 April 2020. (AP Photo / Manish Swarup)
Foto: Seorang petugas kesehatan merawat rekannya, yang pingsan karena kelelahan di kamp pengujian COVID-19 di New Delhi, India pada 27 April 2020. (AP Photo / Manish Swarup)

Jakarta, CNBC Indonesia - Jumlah kasus terjangkit virus corona (Covid-19) yang dikonfirmasi di seluruh dunia kini sudah melampaui angka 100 juta. Tonggak sejarah suram ini dicapai pada Selasa (26/1/2021), menurut data Universitas Johns Hopkins.

"Hari ini dunia melewati 100 juta kasus yang dilaporkan," kata Caitlin Rivers, ahli epidemiologi dan asisten profesor di Sekolah Kesehatan Masyarakat Johns Hopkins Bloomberg dalam sebuah cuitan.

"Setahun lalu, novel coronavirus nyaris tidak menjadi berita utama. Di mana kita ingin menjadi satu tahun dari sekarang? Mari kita targetkan cakupan vaksinasi yang kuat di seluruh dunia, dan transisi dari mitigasi komunitas ke manajemen berbasis kasus."

Sementara lebih dari 2,1 juta orang telah meninggal karena Covid-19 secara global dan lebih dari 72,8 juta orang telah pulih dari penyakit tersebut. Capaian ini terjadi lebih dari setahun setelah kasus pertama dilaporkan di Kota Wuhan, China.

Selama 12 bulan terakhir, pandemi telah memaksa pemerintah untuk memerintahkan penutupan, jam malam, larangan perjalanan, dan pembatasan kesehatan masyarakat lainnya untuk membendung penyebaran infeksi. Perekonomian pun telah terpukul keras, dengan berbagai industri mulai runtuh.

Namun terlepas dari perkembangan perawatan untuk Covid-19 dan peluncuran vaksin di banyak negara, jenis mutan virus yang baru-baru ini terdeteksi di Inggris, Afrika Selatan, dan Brasil telah menciptakan ketidakpastian tentang kapan pandemi kemungkinan akan berakhir.

Penemuan varian baru virus tersebut telah menyebabkan pemerintah di seluruh dunia memberlakukan pembatasan baru saat mereka berusaha menahan penyebarannya.

Sementara juga muncul kekhawatiran mengenai vaksin. Penundaan pengiriman vaksin ke Eropa membuat rencana vaksinasi berantakan, sehingga Uni Eropa mengancam akan membawa hal ini ke jalur hukum.

Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus juga menyerukan distribusi vaksin yang lebih adil antar negara, karena negara-negara kaya telah dituduh "menimbun" dosis.

Tedros mengatakan bulan ini bahwa prospek distribusi yang adil berada pada "risiko serius" karena skema pembagian vaksin COVAX bertujuan untuk mulai mendistribusikan inokulasi ke negara-negara berkembang pada bulan Februari.

Dia mengatakan "pendekatan saya yang pertama kali" untuk distribusi menempatkan komunitas termiskin dan paling rentan di dunia dalam risiko dan "hanya akan memperpanjang pandemi".


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Miris! Kematian Akibat Covid-19 Capai 1 Juta Jiwa

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular