Upah Minimum Masih Panas, Buruh Ancang-Ancang Demo Besok!

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
20 November 2020 15:28
Aksi demonstrasi Ratusan buruh menolak kenaikan upah minimum 2020 di depan Kantor Balaikota, Jakarta, Rabu (30/10). Mereka menolak kenaikan upah minimum 2020 sebesar 8,51% berdasarkan surat edaran menteri ketenagakerjaan, mereka menuntut UMP/UMK 2020 dinaikkan antara 10-15%. Bila naik 15% maka UMP 2020 di DKI Jakarta bisa mencapai Rp 4.532.117 per bulan. Sedangkan bila mengikuti ketentuan usulan pemerintah pusat, kenaikan UMP sebesar 8,51%, maka kenaikannya hanya Rp 4,2 juta per bulan.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sempat menyebut akan mengumumkan keputusan UMP sesegera mungkin. Namun, kemungkinan Pemprov akan sesuai dengan SE Kemenaker. Pemprov DKI memang belum menetapkan UMP setidaknya hingga Senin (28/10). Penetapan UMP serempak sesuai ketentuan adalah 1 November.  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Demo buruh menolak kenaikan upah minimum 2020 di depan Kantor Balaikota, Jakarta, Rabu (30/10). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Satu hariĀ jelang batas terakhir penetapan kenaikan upah minimum kota (UMK), serikat buruh kembali menyuarakan permintaan kenaikan UMKĀ 2021. Serikat buruh di Jawa Barat akan menggelar demo di Gedung Sate, besok Sabtu (21/11).

Presiden Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (Aspek Indonesia) Mirah Sumirat menyebut permintaan itu wajar mengingat daya beli masyarakat saat ini sedang ambruk di tengah pandemi.

"Masyarakat kita tertekan daya belinya. Perlu ada dorongan daya beli upah. Nggak semua orang dapat bansos dan itu berapa bulan sekali dan sekali-kalinya. Kalau upah periode tetap setahun, daya beli terjaga tiap bulan. Naikkan 1%, 2 % yang penting naik, atau 0, sekian %. Yang fatal nggak naik sama sekali. Itu yang bahaya," katanya kepada CNBC Indonesia, Jumat (20/11).

Dengan adanya kenaikan, maka buruh lebih memiliki kekuatan untuk membeli kebutuhan. Artinya, daya beli pun berpotensi meningkat dan industri bisa kembali berjalan menuju normal. Apalagi, permintaan itu sangat kecil jika dibandingkan keuntungan perusahaan yang sudah diraup selama ini, terutama perusahaan multinasional.

"Nggak ada buruh yang minta berlebihan kok. Nggak ada yang minta 100%, 50%. Nggak pernah ada sejarah pergerakan buruh minta segitu. Sekarang naikkan mau 5 perak juga, karena daya beli tertekan banget," sebut Mirah.

Untuk mengawal permintaan tersebut, sejumlah serikat buruh yang tergabung dalam Aliansi Buruh Jabar bakal melakukan aksi unjuk rasa besok, Sabtu (21/11) di depan gedung Sate, atau tepat dengan momen penetapan UMK oleh Gubernur Jawa Barat. Mirah menyebut ada sekitar 5 ribu buruh bakal hadir.

"Diikuti se-Jabar, Karawang, Bekasi, Bandung raya namanya Aliansi Buruh Jabar. Di dalamnya campur banyak bendera beda, ada Aspek, KSPI dan konfederasi dan serikat pekerja lain," papar Mirah.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Pilkada UMK Mau Naik, Pengusaha 'Sentil' Kepala Daerah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular