BI Ramal November Inflasi Lagi, Resesi Sudah Pergi?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
16 November 2020 16:07
suasana pasar tradisional ikan
Foto: Ilustrasi suasana pasar tradisional (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Namun memasuki kuartal IV-2020, laju inflasi mulai terakselerasi. Diawali dengan 0,07% MtM pada Oktober, dan diperkirakan 0,21% MtM pada November. Apakah ini pertanda permintaan mulai bangkit?

Kemungkinan belum. Ada sejumlah data yang memberi gambaran bahwa permintaan belum pulih.

Pertama adalah impor barang konsumsi. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai impor barang konsumsi pada Oktober 2020 adalah US$ 1,03 miliar, turun 7,58% dan 27,88% YoY. Memburuk dibandingkan September yang turun 6,12% MtM dan 20,38% YoY.

Kedua adalah upah buruh. Pada Oktober 2020, upah buruh tani naik tipis 0,09% dibandingkan bulan sebelumnya. Namun karena ada inflasi, upah rill menjadi turun 0,15%.

Demikian pula upah buruh bangunan. Pada Oktober 2020, upah buruh bangunan juga naik tipis 0,02%. Dikurangi inflasi, upah rill malah turun 0,05%.

Ketiga adalah perkembangan harga gabah di tingkat petani. Pada Oktober 2020, harga Gabah Kering Panen (GKP) turun 1,56% MtM dan 3,94% YoY.

Ketika harga GKP turun, maka keuntungan yang diterima petani dan pekerjanya akan ikut turun. Padahal sebagian besar penduduk Indonesia yang bekerja ada di sektor pertanian. Kala penghasilan mereka turun, sulit berharap daya belinya naik.

Oleh karena itu, sepertinya permintaan belum naik dengan stabil. Selama situasi belum normal, virus corona masih bergentayangan, maka sulit berharap permintaan bisa seperti dulu lagi.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular