Konsumsi Batu Bara Domestik Akhirnya Tembus 100 Juta Ton

News - Anisatul Umah, CNBC Indonesia
11 November 2020 18:20
Aktivitas bongkar muat batubara di Terminal  Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara, Senin (19/10/2020). Dalam satu kali bongkar muat ada 7300 ton  yang di angkut dari kapal tongkang yang berasal dari Sungai Puting, Banjarmasin, Kalimantan. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)  

Aktivitas dalam negeri di Pelabuhan Tanjung Priok terus berjalan meskipun pemerintan telah mengeluarkan aturan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) transisi secara ketat di DKI Jakarta untuk mempercepat penanganan wabah virus Covid-19. 

Pantauan CNBC Indonesia ada sekitar 55 truk yang hilir mudik mengangkut batubara ini dari kapal tongkang. 

Batubara yang diangkut truk akan dikirim ke berbagai daerah terutama ke Gunung Putri, Bogor. 

Ada 20 pekerja yang melakukan bongkar muat dan pengerjaannya selama 35 jam untuk memindahkan batubara ke truk. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo) Foto: Bongkar Muat Batu bara di Terminal Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Realisasi konsumsi batu bara di dalam negeri sampai Oktober 2020 mencapai sebesar 108,45 juta ton atau 69,97% dari target konsumsi domestik (domestic market obligation/ DMO) tahun ini sebesar 155 juta ton.

Hal tersebut disampaikan Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Tata Kelola Mineral dan Batubara Irwandy Arif dalam sebuah diskusi tentang pertambangan, kemarin, Selasa (10/11/2020).

Dia menyebutkan, pemanfaatan batu bara pada 2020 ditargetkan paling banyak digunakan untuk PLN yakni sebesar 109 juta ton atau 70% dari total target pemanfaatan batu bara dalam negeri. Namun, sampai Oktober 2020 penyerapannya baru 87,83 juta ton atau 80,57%.

Sementara dari sisi persentase, capaian konsumsi terbesar yaitu untuk industri briket yakni mencapai 500% menjadi 0,05 juta ton dari target konsumsi tahun ini 0,01 juta ton.

Sedangkan di industri lain, konsumsi batu bara berkurang banyak. Dia menyebutkan, untuk jenis industri kertas misalnya, dari target konsumsi tahun ini 6,64 juta ton, tapi hingga Oktober baru tercapai 1,02 juta ton. Lalu, konsumsi batu bara untuk tekstil, dari target 6,54 juta ton, baru tercapai 0,20 juta ton.

"Industri lain berkurang banyak, artinya perlu digalakkan lagi agar industri ini kembali menyerap DMO. Kalau lihat perkembangan, konsumsi batu bara untuk industri kita agak turun di 2020," paparnya.

Meski konsumsi batu bara domestik masih jauh dari target, tapi di sisi lain Harga Batubara Acuan (HBA) Indonesia untuk November 2020 naik 9,23% menjadi US$ 55,71 per ton dari US$ 51 per ton pada Oktober 2020.

Agung Pribadi, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sebelumnya mengatakan bahwa peningkatan HBA November ini dipicu karena meningkatnya permintaan batu bara dari China.

"HBA November sebesar US$ 55,71. Kenaikan HBA November disebabkan oleh meningkatnya permintaan (impor) batu bara dari Tiongkok karena harga batu bara domestik Tiongkok lebih tinggi daripada harga batu bara impor," jelas Agung saat dihubungi pada Rabu (04/11/2020).


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Produksi Batu Bara RI Sampai Q3 2020 Anjlok 9,8%


(wia)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading