Kabar Baik Soal Vaksin Corona Buat Harga Batu Bara Naik Lagi

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
11 November 2020 11:08
Aktivitas bongkar muat batubara di Terminal  Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara, Senin (19/10/2020). Dalam satu kali bongkar muat ada 7300 ton  yang di angkut dari kapal tongkang yang berasal dari Sungai Puting, Banjarmasin, Kalimantan. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)  

Aktivitas dalam negeri di Pelabuhan Tanjung Priok terus berjalan meskipun pemerintan telah mengeluarkan aturan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) transisi secara ketat di DKI Jakarta untuk mempercepat penanganan wabah virus Covid-19. 

Pantauan CNBC Indonesia ada sekitar 55 truk yang hilir mudik mengangkut batubara ini dari kapal tongkang. 

Batubara yang diangkut truk akan dikirim ke berbagai daerah terutama ke Gunung Putri, Bogor. 

Ada 20 pekerja yang melakukan bongkar muat dan pengerjaannya selama 35 jam untuk memindahkan batubara ke truk. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bongkar Muat Batu bara di Terminal Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga kontrak batu bara termal Newcastle pada perdagangan kemarin Selasa (10/11/2020) ditutup menguat. Peningkatan yang terjadi tidak sesignifikan sebelumnya lantaran reli sudah terjadi sejak pertengahan Oktober.

Harga batu bara dipatok di US$ 62,4/ton atau naik 0,4% dibanding posisi penutupan perdagangan sehari sebelumnya. Harga tersebut merupakan level tertinggi sejak 3 April 2020. 

Kabar baik soal vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh kolaborasi Pfizer dan BioNTech membuat risk appetite investor membaik dan mendongkrak harga aset-aset keuangan dan komoditas. 

Pfizer dan BioNTech melaporkan kandidat vaksin yang mereka kembangkan memiliki keampuhan sampai 90% untuk melindungi orang dari infeksi virus Corona baru penyebab Covid-19. 

Kini vaksin adalah barang yang digadang-gadang bakal jadi juru selamat umat manusia untuk melewati pandemi Covid-19. Meski harus melewati jalan yang masih panjang, tetapi kabar gembira ini membuat optimisme ekonomi akan pulih mengalami peningkatan. 

Ketika ekonomi pulih diharapkan konsumsi listrik meningkat dan sektor industri manufaktur kembali bergerak sehingga bisa mendongkrak permintaan batu bara yang tahun ini lesu akibat lockdown untuk menangani pandemi Covid-19.

Kabar baik juga datang dari dunia barat yakni Amerika Serikat (AS). Lembaga pemerintah AS (EIA) memprediksi sektor tenaga listrik AS bakal mengkonsumsi 546 juta ton (495 juta metrik ton) batu bara pada tahun 2021, naik dari yang diharapkan 443 juta tahun ini.

Badan tersebut menaikkan perkiraan pembakaran batu bara tahun 2020 dan 2021 masing-masing sebesar 10 juta ton dan 24 juta ton dibandingkan dengan laporan bulan lalu. Pangsa batu bara dari total pembangkitan di AS diharapkan naik menjadi 25% pada 2021 dari 20% tahun ini.

Ke depan, seiring dengan masuknya musim dingin dan penetapan baru kebijakan kuota impor berpotensi akan membuat harga terdongkrak.

"Dalam jangka menengah, kami masih berpersepsi positif terhadap harga batu bara. Permintaan global lambat laun akan meningkat, yang dibarengi dengan pengurangan produksi, akan menyeimbangkan harga," sebut Toby Hassel, Analis Refinitiv.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Vaksin Corona Pfizer Ces Pleng, Harga Batu Bara Terusik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular